2. Kunjungan Lapangan
Nah, di tahap ini, persiapan yang sudah kita lakukan sebelumnya dapat diimplementasikan. Kalau kunjungannya offline, maka kita mendatangi langsung ke tempat si doi (re: Komunitas Anaslisis Sosial) bukan? Tapi, kalau pandemi gini, gimana?
Tentu kita bisa melakukannya secara daring juga melalui platform digital.Â
Pada tahapan kunjungan online ini, kami mengunjungi laman WWF sebagai induk dari komunitas Marbud, Instagram Marbud Indonesia, dan tentunya Instagram Marbud DPS. Hal ini juga menjadi langkah awal untuk mengumpulkan informasi terkait komunitas Marbud DPS.Â
Tidak berhenti pada pengunjungan platform digitalnya, kami juga melakukan wawancara seperti yang sudah disinggung pada tahap pertama.Â
Beberapa hasil yang kami dapatkan dari mengunjungi website dan Instagram mereka, kemudian kami gunakan sebagai bahan perbincangan saat wawancara virtual.Â
Nah, melalui dua tahapan Ansos tersebut, kami memperoleh informasi menarik seputar kegiatan Marine Buddies Denpasar saat offline maupun online dan bagaimana keanggotaan dalam komunitas tersebut.
Saat offline, Marbud DPS seringkali melaksanakan kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan kampanye. Marbud DPS juga sering mengajak anggota komunitas untuk menelusuri dan belajar secara langsung. Misalnya dengan melakukan funtrip dan youth summer camp yaitu jalan-jalan dan menginap di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Bali Barat.
Dari beragam kegiatan, kami juga memfokuskan pada kegiatan online mereka. Kegiatan ini meliputi QnA (Question and Answer), webinar, KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng) sebagai event internal komunitas naungan WWF dan juga ada screening film bersama!
Dijelaskan lebih lanjut bahwa sesi QnA biasanya dilakukan bersama dengan pembicara yang ahli seputar bencana tsunami, wisata bahari, mamalia laut, dan bay catch -Â penangkapan ikan salmon yang sering kali salah sasaran ke hiu.