Mohon tunggu...
Devi Permatasari
Devi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Devi

Student at University of North Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Perkembangan Emansipasi Wanita di Indonesia

27 Agustus 2021   22:15 Diperbarui: 27 Agustus 2021   22:20 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah emansipasi wanita itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emasipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Selanjutnya emansipasi wanita memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Pada abad ke 19 hingga 20 negara kita Indonesia masih dalam masa penjajahan kolonial dengan kondisi yang memprihatinkan. Kondisi yang memprihatinkan ini tidak hanya dalam keadaan sosial,politik dan ekonomi. Namun, hal ini juga terjadi dalam kaum wanita di Indonesia. Pada abad ini kaum wanita Indonesia memiliki ruang gerak yang sangat terbatas. Mereka dinilai hanya boleh melakukan aktifitas di dalam rumah masing-masing seperti halnya di sumur,ranjang dan dapur. Mereka juga hanya melakukan tugas seperti menjaga anak, pelayan suami dan tugas rumah tangga lainnya.

Keadaan ini secara tidak langsung menjadi dasar perjuangan pergerakan kaum wanita di Indonesia untuk menuntut kebebasan hak-hak mereka. Mereka menginginkan kemajuan perempuan sama dengan lelaki, seperti salah satu tulisan yang di tulis oleh anggota Poetri Mardika (anonim) ia mengatakan bahwa "laki-laki dan perempeoan haroes misti sama-sama madjoe" ia mengharapkan kaum perempuan terus berjuang maju untuk mendapatkan hak-hak yang sama seperti kaum laki-laki. Pergerakan kaum perempuan ini juga dimulai dari terbentuknya organisasi perempuan. Organisasi ini mengharapkan kaum perempuan sadar bahwa peningkatan derajat untuk kaum perempuan sangatlah penting.

Poetri Mardika adalah organisasi perempuan pertama yang berdiri di Batavia pada tahun 1912. R.A Theresia Saburudin, R.K Rukmini, dan R.A. Sutinah Joyopranoto, mereka adalah beberapa tokoh dari organisasi Poetri Mardika. Selain dari ketiga tokoh ini Indonesia memiliki tokoh pejuang emansipasi wanita yang terkenal yaitu Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau lebih biasa kita kenal dengan nama R.A Kartini. Beliau adalah salah satu kaum wanita priyayi jawa yang memiliki pemikiran yang maju pada zamannya. Beliau terkenal dengan bukunya yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Buku ini mengandung isi surat-surat yang ditulis beliau untuk sahabatnya yang ada di Belanda

Salah satu kutipan surat Kartini adalah "Dari perempuanlah manusia pertama kali menerima pendidikan dan makin lama makin jelas bagiku bahwa pendidikan yang pertama kali itu bukan tanpa arti bagi seluruh kehidupan. Dan bagaimana ibu-ibu bumiputra mendidik anak-anaknya jika mereka sendiri tidak berpendidikan? Bukan hanya untuk perempuan saja tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia pengajaran kepada anak-anak perempuan merupakan rahmat." (Kartini, 21 Januari 1901 dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon)

R.A Kartini berharap kaum wanita dapat memiliki kecerdasan yang diakui dan bisa menerapkan ilmu yang dimilikinya, sehingga kaum wanita di Indonesia bisa lebih percaya diri dan tidak lagi direndahkan oleh kaum laki-laki. Pemikiran Kartini mengenai emansipasi ini juga di pengaruhi pendidikan dengan pengarajan baratnya yang lebih maju. Beliau atau R.A Kartini adalah salah satu tokoh yang merintis jalan terang untuk kaum wanita Indonesia agar mencapai hak dan kebebasannya.

Masih banyak lagi tokoh-tokoh perjuangan emansipasi wanita di Indonesia selain Poetri Mardika dan R.A Kartini, Indonesia juga memiliki Maria Walanda Maramis. Maria adalah istri dari seseorang bernama Yoseph Frederik Calusung Walanda mereka menikah saat Maria berusia 18 tahun pada tahun 1890. Sejak saat ini Maria lebih sering dipanggil dengan sebutan Maria Walanda, Maria dan suaminya Yoseph tinggal di Manado karena Yoseph adalah seorang guru SD di Manado. Surat kabar Tjahaja Siang adalah surat pertama yang ditulis Maria untuk menyampaikan pemikirannya mengenai Emansipasi.  Inti dari tulisan Maria adalah ia mengharapkan kaum wanita harus berpendidikan lebih baik sehingga dapat berperan menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk keluarga.

Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) adalah organisasi yang didirikan Maria bersama rekan-rekannya pada tanggal 8 Juli 1917. Tujuan organisasi ini awalnya adalah mendiskusikan berbagai persoalan pada anak. Namun, misi dan tujuan PIKAT berubah menjadi wadah memajukan kaum wanita di Minahasa. Maria berusaha agar kaum wanita memiliki hak suara pada pemilihan anggota dewan. Minahasa Raad adalah parlemen yang dibentuk pada 1919 dan hanya memperbolehkan kaum laki-laki untuk memilih para wakil rakyat. Namun, usaha Maria agar kaum wanita memiliki hak suara tidak sia-sia, pada akhirnya wanita juga ikut memilih para wakil rakyat.

Dengan  perjuangan tokoh-tokoh diatas kita para wanita generasi muda atau yang biasa disebut dengan kartini muda di Indonesia dapat menikmati banyak kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan hak-hak kita sebagai manusia dan wanita. Meskipun mungkin ada beberapa hal terkadang yang masih dibedakan antara kaum wanita dan lelaki. Oleh karena itu, kita sebagai kartini masa kini tidak boleh tinggal diam dan kita harus tetap berjuang demi hak-hak kita. Kita juga harus bertanggung jawab dengan hak dan kebebasan yang kita miliki. Jangan takut bermimipi dan memperjuangkan cita-cita kita, karena setiap orang berhak menentukan dan mendapatkan mimpi dan kebebasan mereka. 

Daftar Pustaka

Diniyanti, Restu.2017" GERAKAN EMANSIPASI PEREMPUAN DI AWAL ABAD KE-20: POETRI MARDIKA 1912-1919" https://repository.uinjkt.ac.id. Selasa 24 Agustus 2021, 13.00 wib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun