Salah satu jenis problematika sosial anak dan remaja di lingkungan sekolah yaitu, "Bullying". Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Bullying bisa dalam bentuk fisik (seperti menganiaya, menampar, memukul, mencederai, dsb), dan bisa juga dalam bentuk verbal ( seperti mengejek, menghina, memaki, dsb), serta bisa juga gabungan antara bullying bentuk fisik dan bentuk verbal.
Menurut Rosen et al. (2017) ada beberapa faktor yang menyebabkan bullying, diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menyebabkan bullying adalah faktor temperamental dan faktor psikologi terhadap intensitas melakukan tindakan agresi (Rosen et al., 2017). Lalu, untuk faktor eksternal yang mengakibatkan tindakan bullying ialah pola asuh orang tua (Lereya et al., 2013).
Dalam lingkungan sekolah pasti kita pernah menemui tindak bullying tersebut. Hal ini disebabkan karena di lingkungan sekolah cukup jauh dari jangkauan orang tua, sehingga para anak dan remaja berpikir jika mereka bisa bebas melakukan hal apa saja, termasuk tindak bullying tersebut.
Faktor Penyebab Kasus Bullying di Lingkungan Sekolah
Ada faktor yang menyebabkan terjadinya kasus bullying di sekolah. Faktor pertama ialah situasi sekolah. Dimana, jika situasi sekolah positif, maka akan semakin rendah kasus bullying yang terjadi. Sebaliknya, jika situasi sekolah negative, maka akan semakin tinggi pula kasus bullying yang terjadi. Situasi sekolah negative yang dimaksud di sini ialah situasi sekolah yang kurang membuat para siswanya nyaman belajar, serta kurangnya pengawasan dari para guru di sekolah tersebut.
Faktor kedua ialah lingkungan pergaulan antar teman sebaya. Pergaulan antar teman sebaya ini juga dapat memicu terjadinya kasus bullying di sekolah. kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya dapat memicu terjadinya perilaku bullying. Misalnya, jika si A berteman dengan si B yang suka membully temannya. Maka, si A akan terpengaruh si B dan akan meniru aksi bullying tersebut.
Faktor terakhir ialah lingkungan sekolah. Jika di lingkungan sekolah masih ada guru yang kurang beretika dan bersikap kejam kepaada para siswanya. Makah al ini juga dapat memicu kasus bullying di sekolah. Perilaku tersebut lahan perlahan akan ditiru oleh beberapa siswanya, karena pada dasarnya guru merupakan suri teladan bagi mereka. Apalagi jika para siswanya masih anak anak ataupun remaja yang mungkin belum bisa membedakan mana perilaku yang seharusnya dicontoh ataupun tidaknya. Selain itu, kurangnya pengawasan dari pihak sekolah juga dapat memicu terjadinya kasus bullying di sekolah. Jika hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka akan berdampak pada semakin maraknya kasus bullying tersebut.
Pencegahan Kasus Bullying di Lingkungan Sekolah
Dari faktor-faktor bullying yang telah dipaparkan di atas. Maka kita seyogyanya bisa berusaha mencegah agar kasus bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah di sekitar kita. Adapun caranya, kita bisa memberikan perhatian kecil kepada para siswa yang terklihat murung atau bermasalah. Selain itu, jika ada siswa atau guru yang bertindak akan membully orang lain, aka bisa kita tegur.
Sumber Referensi :
Yuliani, N. (2013). Fenomena bullying di sekolah. Journal of Chemical Information and Modeling, a(1), 1689--1699. http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933 https://doi.org/10.1016/j.jag.2018.07.004 http://dx.doi.org/10.1038/s41598-018-25369-w https://www.bertelsmannstiftung.de/fileadmin/files/BSt/Publikationen/GrauePublikationen/MT_Globalization_Report_