Rangkasbitung, kota kecil yang menyimpan segudang sejarah mengenai penjajahan Hindia-Belanda ini memang belum banyak diketahui orang-orang.
Faktanya, dahulu seorang penulis Hindia Belanda terkenal bernama Douwes Dekker atau yang kita kenal dengan nama samaran "Multatuli" tinggal disini. Ia terkenal dengan karya tulisnya yang satiris berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia Belanda.
Kota kecil ini makin terlupakan oleh kemegahan Batavia pada era nya. Sehingga, banyak yang tidak tahu mengenai sejarah penjajahan di kota ini. Meski sejarah mulai terlupakan, tetapi kota ini tentu saja masih menjadi destinasi menarik yang wajib kamu kunjungi untuk berlibur. Ini dia beberapa destinasi yang perlu kamu kunjungi selagi berwisata ke Kota Rangkasbitung.
- Alun-alun Rangkasbitung
Alun-alun ini belum lama dibuka kembali oleh pemerintah setempat setelah kurang lebih 2 tahun ditutup akibat dari pandemic Covid-19. Pemerintah juga telah melonggarkan aturan protokol kesehatan bagi warga yang berkunjung ke alun-alun. Kawasan Alun-alun kini juga membuka kembali hari kendaraan bebas mulai 06.00 WIB hingga pukul 09.00 pagi. Jadi warga bisa jalan sehat, senam ataupun berolahraga lainnya dikawasan alun-alun dengan bebas. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa berpiknik dihamparan rerumputan alun-alun. Disana juga banyak dan mudah menemui para pedagang yang sedang berjualan di pinggiran alun-alun. - Museum Multatuli
Letaknya tak jauh dari Alun-alun Museum Multatuli ini berada di sebelah kiri jalan yang hanya berjarak beberapa meter dari alun-alun. Museum Multatuli ini berdiri sejak diresmikan pada tanggal 11 Februari 2018 oleh Bupati Lebak bersama Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI. Â Buka setiap hari selasa-minggu, tutup setiap hari senin dan libur nasional.Museum ini merupakan bangunan bekas Wedana Rangkasbitung di tahun 1930-an. Museum Multatuli ini menceritakan sejarah Lebak dan mengangkat kisah Multatuli itu sendiri dengan ilustrasi grafis dan multimedia modern hingga artefak penting.
Yang menariknya di depan Museum Multatuli ini terdapat instalasi bambu bubu atau perangkap ikan yang merupakan symbol dari perangkap dizaman tersebut. Perangkap ikan raksaksa ini guna mengingatkan masyarakat akan perjuangan sosok Multatuli saat melawan Belanda pada masa penjajahan di zaman tersebut.
Di samping sisi kiri museum juga terdapat patung Multatuli, Saidjah dan Adinda hasil karya pematung terkemuka yang bernama Dolorosa Sinaga. Para pengunjung bisa ber-swa foto di sekitaran patung.
- Perpustakaan Saidjah Adinda
Di sebelah Museum Multatuli juga terdapat perpustakaan yang bernama Saidjah Adinda. Nama tersebut terdapat didalam buku berjudul Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli. Sama seperti perpustakaan pada umumnya, perpustakaan ini berisikan berbagai macam buku-buku. Kita bisa membaca buku di halaman perpustakaan atau di pendopo yang luas sambil bersantai. Perpustakaan ini buka setiap hari selasa-minggu. - Masjid Agung Al-A'raf
Masih di sekitaran Alun-alun terdapat Masjid Agung A-l A'raf atau disebut juga Masjid Agung Rangkasbitung di bagian sebelah kanan Alun-alun. Masjid ini telah berdiri sejak tahun 1928 dengan luas sekitar 3.264 meter persegi. Masjid ini terdiri dari dua lantai yakni lantai dasar dan lantai utama. Di lantai utama difungsikan untuk shalat dengan gaya ruangan yang modern dan minimalis. Dan lantai dasar yang difungsikan sebagai ruang kantor Departemen Agama Kabupaten Lebak dan pengurus masjid.
Untuk menikmati semua rekomendasi tempat wisata yang sudah kita bahas, kamu tak perlu khawatir dengan budget harganya lho. Kamu bisa menikmati semua fasilitas tempat ini tanpa mengocek uang sepeserpun.