Mohon tunggu...
Devinita Budiman
Devinita Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Memiliki ketertarikan akan psikologi, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelombang Perjuangan Feminisme

9 November 2024   20:56 Diperbarui: 9 November 2024   21:11 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
viennedemocratieque.fr

Feminisme adalah istilah yang tentunya sudah tidak asing di telinga kita.. Feminisme sendiri berasal dari kata feminis yang memiliki arti sifat kewanitaan dan isme yang berarti faham atau kepercayaan sehingga dapat diartikan bahwa feminism adalah sebuah paham yang berusaha memperjuangkan hak perempuan.

Konsep awal feminisme adalah teori yang berkembang dan diterapkan sebagai sebuah Gerakan untuk mengakhiri penindasan perempuan. Dalam perkembangannya, gerakan feminisme terbagi menjadi beberapa gelombang yang pada tiap gelombangnya memiliki tuntutan yang sesuai pada masanya.

  • Gelombang pertama dimulai pada tahun 1550-1700 di Inggris. Pada gelombang ini fokus perjuangannya adalah kesetaraan perempuan dalam dunia pendidikan, pemerintahan, dan properti. Dengan adanya kesetaraan dalam dunia pendidikan diharapkan mampu membuat perempuan lebih mandiri secara finansial. Pada rentang masa di gelombang pertama feminisme ini sistem pemerintahannya dijalankan oleh laki-laki dan perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk menginjak dunia politik. Tidak hanya itu untuk kepemilikan properti juga dibatasi hanya untuk para laki-laki, perempuan tidak memiliki hak pada properti mereka sendiri.
  • Gelombang kedua feminisme ditandai dengan protes terhadap kontes Miss America di Atlantic City pada tahun 1968-1969. Pada gelombang ini feminis membentuk organisasi hanya untuk perempuan (NOW) dan kelmpok "pemahaman diri" sebagai reaksi akan tanggapan bahwa isu feminisme kurang mendesak pada saat itu. Fokus perjuangan pada gelombang ini adalah isu biologis & psikologis seperti organ reproduksi, pengasuhan anak, kekerasan seksual, atau seksualitas perempuan yang dianggap belum adil. Pada gelombang ketiga ini terbagi lagi menjadi dua aliran, yaitu aliran kanan yang cenderung liberal dan aliran kiri yang lebih bersifat radikan (Thornham, 1998). Aliran kanan ini memperjuangkan partisipasi perempuan disemua kegiatan sosial di Amerika pada waktu itu, sedangkan aliran kiri percaya bahwa perempuan telah diposisikan oleh budaya patriarki untuk bersikap inferior dan feminism.

www.elle.fr
www.elle.fr
  • Setelah gelombang kedua mendapat banyak kritik lalu muncullah gelombang ketiga feminisme pada tahun pertengahan 1990-an yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap gelombang gelombang sebelumnya. Dalam fase ini, banyak konsep yang diperjuangkan termasuk gagaran tentang tubuh, gender, seksualitas, dan heteronormativitas. Gerakan yang muncul masih berfokus menangani masalah yang ada, termasuk pelecehan seksual perempuan ditempat kerja dan kurangnya perempuan yang menduduki posisi yang bekuasa. Banyak pula feminis yang merangkul gaya berpakaian dan perawatan diri yang lebih tradisional feminine, bahkan menolak istilah feminis sebagai bentuk menjauhkan diri dari gelombang kedua feminisme.
  • Baru-baru ini disekitar tahun 2007 muncullah gelombang keempat feminisme yang terdorong oleh munculnya internet dan media sosial. Walaupun pada gelombang keempat ini sebagian orang menilai bahwa gelombang ini hanya melanjutkan perjuangan gelombang ketiga. Feminis gelombang keempat memperhatikan sistem-sistem yang memungkinakan terjadinya pelecehan seksual. Mereka juga berhadapan dengan konsep interseksionalitas atau jenis penindasan baik berdasarkan ras, kelas, gender, dll.

Sebagaimana yang telah diulas mengenai keempat gelombang feminisme sejak tahun 1550 memiliki perjuangannya masing-masing dan masih terus diperjuangkan hingga detik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun