Mohon tunggu...
Devina Veda Avissa
Devina Veda Avissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Belajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan menyukai segala bentuk seni.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

LGBTQ+ Bukan Penyakit Gangguan Kejiwaan

30 Juni 2022   17:09 Diperbarui: 30 Juni 2022   17:12 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

LGBTQ+ dari sudut pandang budaya dan agama memang tidak dapat dikatakan normal. Namun, bukan berarti kaum mereka pantas disebut sebagai kaum yang mengidap penyakit. 

Meskipun telah dilakukan penelitian dan studi intensif selama bertahun-tahun, pakar kesehatan mental dunia tidak dapat menemukan korelasi dasar antara homoseksualitas dengan jenis penyakit mental apapun. 

Pada kenyataannya, kaum LGBTQ+ hanya memiliki preferensi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang. Mereka dapat beraktivitas seperti orang pada umumnya. 

Kesetaraan gender dan Hak Asasi Manusia akan tercapai apabila setiap orang dapat menghormati hak-hak orang lain dan menjalankan kewajibannya. Selama tidak menyebabkan masalah dan mengganggu ketentraman publik akan aksi-aksinya, apakah kita perlu mencaci maki mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun