Mohon tunggu...
Devi Nasrotul Ummah
Devi Nasrotul Ummah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi IAIN Jember, pecinta novel, pecinta film bollywood, hafidzah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

23 September 2006

2 Maret 2018   00:38 Diperbarui: 2 Maret 2018   00:58 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

********

            Air mata ini telah berhenti sejenak, segera ku bergegas menuju masjid untuk menyolatkan jenazah ibuku, tiba-tiba datanglah seorang wanita yang berlarian kearah ku seraya menangis beliau adalah bibiku yang berasal dari kota tetangga. Selesai sholat ku berlari cepat-cepat menuju rumah dan menceritakan kejadian tadi, ayahku jadi ikut menangis. Tak lama kemudian, jenazah ibuku akan segera dikebumikan  dan dikembalikan kepada sang khaliq.

******

            2 tahun berlalu, setelah kematian ibuku hidup keluargaku terasa sepi semua canda tawa yang dulu ada hampir hilang, tapi semua kerabat dekat ayahku selalu mensupportku sehingga tawa itu ada lagi.

******

            "Ayah....."panggilku. ratih ingin bicara dengan Ayah, tak terasa sudah 9 tahun ibu meninggalkan kita, sedang usiaku semakin bertambah, setiap kenangan yang terjadi dalam kehidupanku aku ingin ibu menemaniku tapi itu mustahil yah, sekarang ibu sudah tak disini lagi ibu tak bisa melihat perkembanganku ibu tak bisa melihatku tumbuh menjadi seorang  gadis remaja, aku rindu ibu yah. "Ratih... bukan cuma kamu yang rindu pada ibumu tapi ayah dan kedua kakakmu juga" sahut ayah. Yah, Ratih punya 1 permintaaan pada tuhan "Ratih ingin bertemu ibu walau hanya dalam mimpi, Ratih ingin bertemu ibu walau untuk yang terakhir kalinya, Ratih ingin bertemu ibu walau hanya sekejap kerdipan mata saja ". Semoga tuhan mengabulkan permintaanmu sayang. Akhirnya aku dan ayah sama-sama mendapat air muka sedih tatkala merindukan sang ibunda tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun