Mohon tunggu...
Devi Nasrotul Ummah
Devi Nasrotul Ummah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi IAIN Jember, pecinta novel, pecinta film bollywood, hafidzah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Suci Karena Ilahi

25 Februari 2018   07:17 Diperbarui: 25 Februari 2018   08:36 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: indrinovii.blogspot.com

Judul Buku      : Pudarnya Pesona Cleopatra

Penulis             : Habiburrahman El-Shirazy

Penerbit           : Republika

Tahun Terbit  : Cetakan  XXII, November 2012

Tebal Buku      : x + 110 halaman 20.5 x 13.5 cm

ISBN                   : 979-3604-00-x

Buku ini termasuk jenis buku novel yang dikarang oleh Habiburrahman El-Shirazy, beliau lahir di Semarang, 30 September 1976 dengan menempuh jenjang pendidikan terakhir S2 di Cairo Mesir lulus tahun 2001 jurusan Hadits. Novelis muda ini yang akrab dipanggil " Kang Abik" semasa SLTA pernah menulis naskah teatrikal puisi sekaligus menyutradarainya dan prestasi-prestasi beliau yang lain adalah juara II menulis artikel se-MAN 1 Surakarta (1994), juara I lomba baca puisi tingkat SLTA se- JATENG, juara I lomba pidato tingkat remaja se-eks karisidenan Surakarta, juara I pidato bahasa Arab se-JATENG yang diadakan oleh UMS, juara I baca puisi bahasa Arab tingkat nasional di IMABA, pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama  1 tahun, juara terbaik 5 dalam lomba KIR dengan judul " Analisis Dampak Film Laga terhadap Kepribadian Remaja".

Pengalaman organisasi yang pernah beliau raih ketika studi di Cairo juga banyak diantaranya pemimpin kelompok kajian MISYKATI di Cairo, duta Indonesia untuk mengikuti "Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua" yang diadakan WAMY selama 10 hari  di kota Ismailia, Mesir. Pernah aktif di ICMI Orsat Cairo dan menjadi koordinator sastra Islam ICMI selama 2 periode, pernah diminta menjadi pengurus SINAI, pernah dipercaya duduk dalam dewan Asaatidz Pesantren Virtual NU di Cairo dan kecintaannya terhadap karya sastra menggerakkan hatinya untuk memprakarsai berdirinya FLP dan KSI.

Naskah drama dan karya-karyanya diantaranya sebagai sutradara Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana, Ar-Rasul (GIP, 2003) dan biografi Umar bin Abdul Aziz, dan cerpen-cerpennya termuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, Jakarta 2001), Merah di Jenin (FBA, Jakarta 2002), Kutemukan Warna (Mizan, Bandung 2003), dan Kado untuk Mujahid (Zikrul Hakim, Jakarta 2004). Karya-karyanya yang telah terbit antara lain Bercinta untuk Surga, Di atas Sajadah Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, dan Ayat-Ayat Cinta.

Keunikan buku ini terletak pada isi buku yang terdiri dari 2 novel mini, yang pertama "Pudarnya Pesona Cleopatra"  dan "Setetes Embun Cinta Niyala". Alasan penulis mengarang buku ini dikarenakan permintaan banyak kalangan setelah banyak membaca novel Ayat-Ayat Cinta. Keberanian penulis mempublikasikan "Pudarnya Pesona Cleopatra" ini didorong oleh sambutan hangat pembaca atas cerpen-cerpen penulis sebelumnya.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak, dalam isak tangisku semua kebaikan Raihana selama ini terbayang. Wajahnya yang teduh dan baby face, pengorbanan, dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tangisnya mengalirkan perasaan haru dan cinta. Ya, cinta itu datang dalam keharuanku. Dalam keharuan terasa ada hawa sejuk turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu, pesona kecantikan cleopatra memudar.

Segera ku kejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana. Membagi rinduku yang tiba-tiba memenuhi rongga dada. Air mataku berderai-derai. Ku kebut kendaraanku, ku pacu kencang diiringi derai air mata yang tiada henti menetes di jalanan, aku tak peduli, aku ingin segera sampai dan meluapkan semua rasa cinta ini padanya yang berhati mulia. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak, ku tahan dengan mengambil nafas panjang dan mengusap air mata. Melihat kedatanganku, ibu mertua serta merta memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.

Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah masih baru di kuburan yang letaknya di pinggir desa. Di atas gundukan itu ada dua batu nisan, nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu, dan penyesalan yang luar biasa. Aku menangis tersedu-sedu, memanggil-manggil nama Raihana seperti orang gila. Sukmaku menjerit-jerit, mengiba-iba. Aku ingin Raihana hidup kembali, hatiku perih tiada terkira, dunia tiba-tiba gelap semua.

Dalam novel mini ini terdapat banyak keunggulan dan kelemahan diantaranya alur cerita yang runtut sehingga mudah difahami oleh pembaca, isinya pun penuh sarat hikmah, menyentuh, dan dapat diadikan inspirasi banyak kalangan, bahasanya pun sederhana namun mudah difahami, kata-katanya pun begitu indah. Tapi, dibalik itu kertas dan cover yang dipilihpun kurang menarik pembaca, sebaiknya kertas tersebut diganti warna yang lebih terang dan covernya lebih banyak diisi gambar yang mendukung cerita.

Apresiasi masyarakat terhadap novel mini cukup hangat, buktinya banyak kalangan yang menginginkan membaca karya-karya beliau yang lain lewat novel mini ini, dan buku ini dibuat untuk menginspirasi para remaja agar tidak salah pilih memilih pasangan, untuk itu novel ini cocok sekali dibaca khusus para remaja atau yang beranjak dewasa sebagai novel psikologi Islami pembangun jiwa.

Terakhir, banyak manfaat yang dapat diambil dari novel mini ini diantaranya kita sebagai anak harus berbakti kepada orang tua meski itu bertentangan dengan pendapat kita, kita harus belajar ikhlas, sabar, syukur, dan tawakkal terhadap apapun cobaan itu, motivasi agar tidak terpengaruh oleh pesona kecantikan seorang wanita, melahirkan spirit untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan menuntut ilmu itu bukan hanya dari negeri sendiri tapi kita harus berkelana  di negeri lain untuk mendapat ilmu sebanyak-banyaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun