Mohon tunggu...
Devina Salsabiila
Devina Salsabiila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hello there!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Indonesia Surplus Beras di 2024 : Momentum untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

14 Januari 2025   01:54 Diperbarui: 14 Januari 2025   01:54 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mencatatkan kabar baik dalam perjalanan ketahanan pangannya. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus beras pada tahun 2024. Surplus beras ini menunjukkan hasil nyata dari kerja keras petani dan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan sekaligus memberikan harapan baru terhadap ketahanan pangan nasional.

Pencapaian Surplus Beras

Dalam publikasi terbarunya, Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa produksi beras di Indonesia pada tahun 2024 adalah sebesar 30,34 juta ton, sedangkan konsumsi beras di Indonesia pada tahun 2024 adalah 29,80 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa produksi beras di Indonesia mengalami surplus. Surplus beras adalah keadaan ketika produksi beras di Indonesia malampaui konsumsi domestik sehingga kebutuhan konsumsi rumah tangga dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Ketergantungan Konsumsi Beras di Indonesia Tinggi

Beras masih menjadi bahan pangan pokok sebagai sumber karbohidrat utama masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pengeluaran rata-rata konsumsi perkapita penduduk perdesaan dan perkotaan masih didominasi oleh beras. Perubahan harga beras memiliki andil cukup besar terhadap pergeseran garis kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, kontribusi beras terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan di perdesaan meningkat. Kontribusi beras terhadap garis kemiskinan di perkotaan meningkat dari 19.38% pada tahun 2022 menjadi 21,84% pada tahun 2024, sedangkan kontribusi beras terhadap garis kemiskinan di perdesaan meningkat dari 23.04% pada tahun 2022 menjadi 25,93% pada tahun 2024. Peningkatan kontribusi beras terhadap garis kemiskinan mencerminkan bahwa ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras masih tinggi, terutama di daerah perdesaan. Ketergantungan konsumsi beras yang tinggi ini menunjukkan beras masih berperan besar dalam mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Tantangan di Balik Surplus Beras

Meskipun Indonesia mengalami surplus beras, surplus yang dialami Indonesia masih tipis. Produksi dan konsumsi beras pada tahun 2024 hanya berselisih 0, 54 juta ton. Menanggapi hal ini, Peneliti CORE (Center of Reform on Economic), Eliza Mardian mengatakan bahwa surplus tipis ini terjadi karena turunnya produktivitas padi dalam negeri.

"Surplus antara produksi dan konsumsi semakin tipis, ini disebabkan karena semakin menurunnya produktivitas padi kita. Sehingga hal yang perlu diprioritaskan pemerintah adalah menaikkan produktivitas dan indeks pertanaman," tutur Eliza, pada Rabu (13/11/2024).

Oleh karena itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) masih melakukan kebijakan impor dalam beberapa tahun terakhir dan kegiatan operasi pasar oleh pemerintah masih berjalan sebagai upaya menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani dan konsumen.

Mengapa menjaga stabilitas harga beras penting?

Ketidakstabilan harga beras akan mengancam stabilitas ekonomi suatu negara. Berdasarkan Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Oktober 2024 oleh Badan Pusat Statistik, beras merupakan satu dari enam komoditas yang mengambil andil pada penyumbang inflasi terbesar kedua setelah emas perhiasan, dengan andil sebesar 0,15%. Perubahan harga beras berpengaruh pada peningkatan angka inflasi nasional sebesar 0.15%. Oleh karena itu, menjaga stabilitas harga beras penting karena memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial, seperti meningkatkan risiko inflasi, menekan kesejahteraan petani, gangguan ketahanan pangan, dan memperlebar kesenjangan ekonomi.

Harapan dan Peluang Ke Depan

Surplus beras memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan, mendukung agenda ekspor, dan mengurangi ketergantungan impor beras. Surplus beras dapat meningkatkan cadangan beras nasional sebagai  antisipasi krisis pangan nasional akibat perubahan iklim. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menjaga momentum ini agar tidak hanya menjadi capaian sementara, tetapi juga langkah nyata menuju swasembada pangan yang berkelanjutan. Meningkatkan produksi beras dan menjaga stabilitas harga beras menjadi kunci untuk mencapai momentum ini agar petani tetap menerima harga layak dan masyarakat dapat menikmati beras dengan harga terjangkau. Pengelolaan surplus beras dengan tepat dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju ketahanan pangan yang tangguh yang berkelanjutan agar manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Oleh : Anggra Dwi Prasetya, Devina Salsabiila, Hersa Maulina

Sumber : Publikasi BPS Distribusi Perdagangan Komoditas Beras Indonesia 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun