Mohon tunggu...
Devina Shafy
Devina Shafy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis Identitas Budaya Lokal di Era Globalisasi: Tantangan dan Solusi untuk Generasi Z Terhadap Perkambangan Budaya Lokal

22 Agustus 2024   23:23 Diperbarui: 23 Agustus 2024   03:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama              : Devina Shafy Fairuz Shidqi

Fakultas         : Vokasi

Prodi               : Akuntansi

 

Gagasan Kelompok

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah mempercepat penyebaran budaya dari berbagai belahan dunia, dan fenomena ini membawa dampak signifikan pada budaya lokal di berbagai negara. Salah satunya di Indonesia, dampak terbesar adalah krisis identitas budaya. Di kalangan muda terutama Generasi Z, budaya luar lebih populer dari pada budaya dari negara sendiri. Artikel ini akan membahas mengenai krisis identitas budaya lokal, pergeseran preferensi budaya lokal di kalangan Generasi Z, serta Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini dan mendukung perkembangan budaya lokal.

Ketika budaya tradisional mengalami penurunan dalam nilai dan praktik karena dominasi budaya lokal inilah yang disebut krisis identitas budaya. Tradisi, kesenian, Bahasa dan kebudayaan lokal lainnya yang sudah ada selama bertahun-tahun sejak nenek moyang mulai dilupakan atau ditinggalkan oleh Generasi Z. Hal ini terjadi pasti ada penyebabnya, biasanya penyebab utama dari krisis ini adalah sebagai berikut:

Pertama terjadinya penyebaran media sosial dan internet. Akses media sosial memungkinkan informasi dan budaya dari seluruh dunia masuk dengan cepat, termasuk di Indonesia. Hal ini sering menyebabkan budaya lokal dianggap kurang menarik setelah mengetahui kebudayaan luar yang lebih modern dan glamor sementara budaya lokal dianggap kuno dan tidak relevan. Padahal, setiap daerah memiliki ciri khas keunikkan kebudayaannya masing-masing yang tidak bisa dibandingkan begitu saja.

Selanjutnya yakni adanya konsumerisme. Karena adanya industri hiburan global seperti film dan musik yang sering kali mempromosikan gaya hidup dan nilai-nilai yang jauh dari budaya lokal, Generasi Z cenderung terpengaruh oleh iklan dan tren konsumerisme dan akhirnya memilih budaya luar yang menurutnya lebih keren dan popular.

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi. Maka dari itu, preferensi para GenZ sering mencerminkan pengaruh budaya global. Salah satu alasan mengapa Generasi Z lebih suka budaya luar adalah karena pengaruh sosial. Gen Z cenderung mengikuti jejak orang di sekitar, seperti teman, keluarga dan influencer memainkan peran besar dalam membentuk preferensi budaya. Jadi Ketika orang-orang di sekitar Gen Z mengidolakan budaya luar, biasanya Gen Z 'fomo' melakukan hal yang serupa.

Untuk mengatasi identitas budaya lokal yang terjadi di Indonesia dan memperkuat minat para Generasi Z terhadap budaya lokal, berikut ini adalah beberapa Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  • Pendidikan budaya. Meningkatkan budaya lokal dari institusi Pendidikan adalah awal yang penting, sekolah dapat memberikan kurikulum yang mencakup Sejarah, Bahasa dan kesenian lokal yang dapat membangkitkan minat dan rasa bangga terhadap budaya lokal yang kita miliki.
  • Festival dan acara budaya. Menyelenggarakan festival yang melibatkan Generasi Z termasuk cara yang efektif untuk dapat memeprtahankan budaya lokal. Acara ini dapat menampilkan music, tarian, makanan dan sebagainya dalam suasana yang interaktif, menyenagkan dan bermanfaat.
  • Kemitraan dengan influencer. Mempromosikan budaya lokal dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik bagi para Generasi Z. karena melalui influencer dan media sosial di kalanagn Gen Z memiliki penaruh besar yang dapat mengubah persepsi budaya lokal menjadi suatu yang relevan.

Krisis identitas budaya lokal adalah tantangan serius yang dihadapi banyak komunitas di era globalisasi. Preferensi Gen Z terhadap budaya luar dapat memperburuk masalah ini jika tidak diatasi dengan bijaksana. Namun, dengan langkah-langkah strategis yang melibatkan pendidikan, kemitraan, dan perayaan budaya, budaya lokal dapat diperkuat dan dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun