4. Pembatasan Akses Konten Negatif: Memanfaatkan fitur pembatasan konten negatif pada perangkat elektronik dan aplikasi media sosial.
  5. Pengembangan Kegiatan Positif: Mendorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan positif offline seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial.
 6. Peran Sekolah dan Masyarakat: Sekolah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja dan memberikan edukasi tentang bahaya kenakalan remaja di era digital.
Penanganan kenakalan remaja di era digital membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk orang tua, remaja, guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan meningkatkan literasi digital, komunikasi terbuka, dan pemantauan yang tepat, diharapkan remaja dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan terhindar dari perilaku kenalakan.
3. Menangkal Ancaman, Merajut Masa Depan
Menangani kenakalan remaja di era digital membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Orang tua, remaja, guru, sekolah, dan masyarakat harus bahu membahu membangun benteng kokoh untuk melindungi generasi muda.
Pendidikan literasi digital menjadi kunci utama. Remaja perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan internet dan media sosial secara aman, bertanggung jawab, dan bijak. Orang tua harus membangun komunikasi terbuka dengan remaja, memahami concerns mereka di dunia digital, dan memberikan arahan yang tepat.
Masa depan bangsa terletak di tangan generasi muda. Melindungi remaja dari kenakalan di era digital adalah investasi berharga untuk mewujudkan masa depan yang gemilang dan penuh harapan. Dengan kolaborasi, edukasi, dan kepedulian, kita dapat menuntun remaja di era digital untuk melangkah di jalur yang benar dan berkontribusi positif bagi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H