Mohon tunggu...
Devina Niswah Aulia
Devina Niswah Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Airlangga

Tertarik di bidang teknologi dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sains Modern: Penggunaan Machine Learning (ML) dalam Studi in Silico

17 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2024   21:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Machine Learning (ML) merupakan ilmu yang mempelajari model statistic yang menggunakan sistem komputer untuk melakukan task tertentu tanpa instruksi eksplisit. Sedangkan teknik komputasi secara in silico menawarkan metode cost effective sehingga relevan digunakan dalam skrining obat dengan skala besar. Terdapat beberapa cara ML untuk digunakan dalam studi in silico. Salah satu cara yang paling umum adalah untuk mengembangkan model prediksi. Di samping itu, ML juga dapat digunakan untuk menganalisis data dari hasil in silico. Saat ini kita akan membahas secara mendalam bagaimana ML dapat diaplikasikan di dalam studi in silico, tantangan apa saja yang akan dihadapi, dan masa depan dari penggunaan konsep Machine Learning di dalam studi in silico. 

Aplikasi Machine Learning dalam Studi In Silico

  • Prediksi struktur protein: Salah satu aplikasi paling signifikan dari ML dalam biologi komputasional adalah prediksi struktur tiga dimensi dari protein berdasarkan urutan asam amino. Data dari ribuan struktur protein yang sudah diketahui dapat digunakan untuk melatih algoritma ML. Algoritma ini mampu mempelajari pola kompleks yang ada dalam data, yang kemudian dapat diaplikasikan untuk mempercepat penemuan obat. Contoh nyata adalah penggunaan model seperti AlphaFold dari DeepMind yang telah menunjukkan akurasi tinggi dalam memprediksi struktur protein,

  • Analisis data genom: Analisis data genom melibatkan penggunaan algoritma clustering dan klasifikasi untuk mengidentifikasi pola dalam data genom. Informasi ini meliputi regulasi genetik, mekanisme penyakit, dan keragaman genetik. Dengan mengidentifikasi pola-pola ini, para ilmuwan dapat memahami lebih dalam tentang penyebab dan perkembangan penyakit, serta menemukan target terapi yang potensial. Algoritma seperti k-means clustering dan support vector machines (SVM) sering digunakan dalam analisis genomik ini,

  • Desain molekul obat: Desain molekul obat merupakan bidang di mana ML dapat memberikan kontribusi yang cukup besar. ML dapat memodelkan interaksi molekuler antara kandidat obat baru dengan target biologis. Modifikasi struktur juga dapat dilakukan untuk mendapatkan senyawa dengan sifat farmakokinetik yang lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah. Teknik seperti generative adversarial networks (GANs) dan reinforcement learning telah digunakan untuk merancang molekul obat baru yang efisien.

Tantangan dalam Penggunaan Machine Learning untuk Studi In Silico

Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan ML dalam studi in silico menghadapi beberapa tantangan:

  • Kompleksitas Model: Model ML sering kali menjadi sangat kompleks dan sulit untuk ditafsirkan. Ini menyebabkan kesulitan dalam memahami bagaimana model tersebut membuat prediksi dan memastikan keakuratan prediksinya. Teknik interpretabilitas seperti SHAP (Shapley Additive Explanations) dan LIME (Local Interpretable Model-agnostic Explanations) mulai dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.

  • Keterbatasan Data: Ketersediaan dan kualitas data juga menjadi tantangan besar. Model ML membutuhkan jumlah data yang besar dan berkualitas tinggi untuk dapat belajar dengan baik. Namun, dalam banyak kasus, data yang tersedia mungkin terbatas atau tidak lengkap. Penggunaan teknik data augmentation dan transfer learning bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

  • Validasi dan Generalisasi: Validasi model ML dan memastikan bahwa model dapat digeneralisasi dengan baik ke data yang belum pernah dilihat sebelumnya adalah tantangan lainnya. Penggunaan cross-validation dan pengujian dengan data dari berbagai sumber dapat membantu mengatasi masalah ini.

Masa Depan Machine Learning dalam Studi In Silico

Dengan perkembangan teknik ML yang semakin canggih, diharapkan bahwa tantangan yang ada saat ini dapat diatasi di masa mendatang. Peningkatan dalam hardware, seperti penggunaan GPU dan TPU untuk pemrosesan yang lebih cepat, serta pengembangan algoritma baru yang lebih efisien dan interpretatif, akan semakin memajukan penggunaan ML dalam studi in silico.

Integrasi ML dengan teknologi lain, seperti bioinformatika dan big data, juga akan membuka peluang baru dalam penelitian biomedis. Dengan kolaborasi antar disiplin ilmu, kita dapat berharap untuk melihat penemuan obat yang lebih cepat dan efektif, serta pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme penyakit.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari kedua konsep ini yaitu Machine Learning menawarkan banyak potensi dalam studi in silico, mulai dari prediksi struktur protein hingga desain molekul obat. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, kemajuan dalam teknologi dan algoritma ML terus mendorong batasan-batasan ini. Masa depan penggunaan ML dalam penelitian biomedis sangat menjanjikan, dan dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengharapkan terobosan besar dalam waktu dekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun