Tantangan eksistensi eksternal adalah suatu hambatan atau ancaman dari luar yang menantang individu atau kelompok dan menguji kemampuannya dalam mempertahankan identitas, eksistensi, atau peran dalam lingkungannya. Terciptanya tantangan ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah tantangan sosial, tantangan ekonomi, politik, budaya, serta lingkungan.
Pancasila sebagai fondasi negara Indonesia, sangat penting untuk melestarikan identitas bangsa dan menyatukan berbagai suku, agama, ras, dan kelompok. Sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, Pancasila telah berfungsi sebagai pedoman bagi warga Indonesia, baik dalam berbangsa, bernegara, maupun bersosial.Â
Namun, seiring berjalannya waktu, keberadaan Pancasila sebagai ideologi dasar negara menghadapi banyak tantangan di era Globalisasi terutama dari luar seperti pengaruh budaya asing yang telah merasuk pada pribadi bangsa Indonesia dengan masuknya budaya luar melalui media global, seperti film, musik, mode, dan cara hidup, sering kali mengikis nilai-nilai lokal yang terdapat dalam Pancasila.
Di zaman globalisasi yang semakin cepat ini, dampak budaya asing pada masyarakat Indonesia tidak boleh diabaikan karena Globalisasi menyebabkan perubahan yang sangat cepat di banyak aspek kehidupan, termasuk budaya. Sehingga dampak dari budaya asing ini dapat menumbuhkan individualisme dan konsumtivisme yang bertentangan dengan nilai-nilai gotong royong dan solidaritas yang ada dalam Pancasila.Â
Aliran informasi dan komunikasi yang semakin terbuka memungkinkan berbagai elemen budaya dari luar negeri untuk masuk ke Indonesia dengan mudah. Ini tentu menimbulkan pertanyaan: apakah dampak budaya asing ini menguntungkan atau malah merugikan bagi masyarakat dan identitas budaya Indonesia?. Sehingga dapat dikelompokkan masuknya budaya Asing ke Indonesia menumbuhkan beberapa dampak positif dan negatif.
A.Dampak Positif
1.Memperkaya Keragaman Budaya
Pertukaran dengan budaya luar telah menambah keragaman budaya Indonesia. Berbagai tradisi, seni, dan cara hidup baru telah diterima dan disatukan dalam budaya lokal, menciptakan hibriditas budaya yang unik.
2.Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
Pengaruh budaya asing telah memotivasi kreativitas dan inovasi di berbagai sektor, seperti seni, arsitektur, dan teknologi. Kombinasi antara budaya lokal dan asing telah menghasilkan bentuk-bentuk baru yang lebih dinamis dan adaptif.
3.Memperluas Wawasan dan Pemahaman Budaya
Pertukaran dengan budaya luar telah memperluas perspektif dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap keragaman budaya global. Ini dapat mendukung toleransi, saling pengertian, dan penghargaan terhadap perbedaan.
B.Dampak Negatif
1.Kurangnya apresiasi terhadap budaya lokal
Salah satu akibat yang paling ditakutkan adalah berkurangnya atau hilangnya penghargaan terhadap budaya lokal. Saat budaya asing menjadi lebih mendominasi dan diterima tanpa pertimbangan, budaya tradisional Indonesia yang kaya akan nilai-nilai dan kebijaksanaan lokal mulai dilupakan.
Contohnya, semakin banyak generasi muda yang lebih tertarik pada gaya hidup barat, seperti berpakaian seperti selebriti luar negeri, mengonsumsi makanan cepat saji, dan lebih menyukai musik pop barat, ketimbang menjaga seni dan tradisi lokal.
Kondisi ini dapat mengakibatkan lenyapnya identitas budaya Indonesia yang telah ada sejak lama. Nilai-nilai mulia dalam budaya Indonesia yang menekankan kerja sama, kekeluargaan, dan rasa solidaritas mulai tergerus oleh individualisme yang lebih tampak dalam budaya asing.
2.Ketergantungan pada Produk Asing
Proses globalisasi juga memperbesar ketergantungan rakyat Indonesia pada barang-barang dari luar negeri.
Contohnya, warga Indonesia lebih sering memilih produk luar yang dianggap memiliki kualitas lebih baik atau lebih "berkelas." Situasi ini bisa menghalangi kemajuan industri lokal dan mengurangi kepercayaan pada produk dalam negeri. Selain itu, ketergantungan pada barang asing dapat memperparah isu neraca perdagangan Indonesia dan meningkatkan ketergantungan ekonomi.
3.Penyebaran Nilai yang Tidak Sesuai dengan Budaya Lokal
Beberapa budaya asing menyajikan nilai-nilai yang bertentangan dengan norma sosial dan keagamaan yang ada di Indonesia.
Contohnya, kebebasan yang sering disebarluaskan melalui media sosial dan film-film dari Barat kadang tidak sejalan dengan norma kesopanan, kesusilaan, dan ajaran agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Jika ideologi ini tidak dibatasi, bisa memengaruhi cara berpikir dan sikap masyarakat, terutama generasi muda, yang cenderung lebih mudah terpengaruh oleh tren global.
Maka untuk menanggulangi dampak yang telah terjadi bisa ditanggulangi dengan beberapa cara Menjaga keseimbangan antara budaya asing dan budaya lokal diantaranya yaitu :
1.Tidak terpengaruh dengan budaya asing melalui melestarikan budaya, menjaga keaslian, nilai, dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.
2.Berpartisipasi dalam acara budaya lokal dengan menghadiri acara budaya lokal seperti pertunjukan tari tradisional, festival musik etnik, atau upacara adat.
3.Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
4.Memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila agar tetap istiqomah dengan budaya lokal tanpa terpengaruh dengan budaya asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H