Â
Sebanyak 50 lubang Biopori Jumbo 3 In 1 berhasil dibuat di berbagai lokasi strategis di kampung. Lubang-lubang ini difokuskan pada area yang rawan genangan air saat hujan, seperti gang-gang kecil dan halaman rumah warga. Setelah pembuatan biopori, dilakukan monitoring untuk memastikan efektivitasnya dalam menyerap air hujan.
Â
Menurut data awal yang dikumpulkan oleh tim, biopori yang telah dibuat mampu mengurangi genangan air secara signifikan di beberapa titik. Sampah organik yang sebelumnya dibuang ke tempat sampah kini mulai dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, mengurangi beban sampah rumah tangga yang dibuang ke TPA.
Â
Setelah tahap awal program ini berhasil, Karang Taruna Ika Patra berencana melanjutkan inisiatif ini dengan memperluas jangkauan pembuatan biopori ke area lain di Surabaya. Selain itu, mereka juga akan mengadakan pelatihan lanjutan untuk warga mengenai cara memaksimalkan manfaat kompos yang dihasilkan dari lubang biopori.
Â
Pemuda Karang Taruna Ika Patra dan mahasiswa Untag Surabaya Surabaya akan terus melakukan evaluasi terhadap dampak program ini. Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan pola genangan air serta efektivitas lubang biopori dalam menyerap air selama musim hujan.
Â
Program kolaborasi ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mengatasi masalah banjir di wilayah padat penduduk. Melalui implementasi teknologi sederhana yang melibatkan masyarakat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih tanggap terhadap risiko banjir sekaligus mendukung keberlanjutan pengelolaan lingkungan. Program ini akan terus dikembangkan dengan melibatkan lebih banyak pihak untuk mencapai hasil yang lebih luas dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H