Mohon tunggu...
Devina Gita Aryanti
Devina Gita Aryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri Islam yang ada di Indonesia. Mahasiswi yang menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Agama Islam S1.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemahaman Teori Belajar Kognitivisme Pada Pendidik dan Peserta Didik

21 Juni 2024   23:47 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian kognitif disini adalah seluruh kegiatan mental, seperti mengaitkan informasi, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Karena melakukan aktivitas-aktivitas mental ini, akhirnya seseorang bisa memperoleh pengetahuan baru sebagai hasilnya. Teori belajar kognitiv ini lebih mengutamakan bagaimana proses belajar itu berlangsung, bukan hanya pada pencapaian akhirnya saja. Di dalam belajar kita akan melewati tahapan dari yang tidak tahu menjadi paham, menguasai, dan akhirnya menjadi ahli di  bidang tersebut. Rangkaian ini merupakan salah satu pola yang ada dalam pembentukan kemampuan kognitif seseorang. Dan kemampuan kognitif itu sendiri mencakup seluruh aktivitas mental, seperti mengaitkan informasi, mengevaluasi, dan memikirkan suatu kejadian, sehingga orang tersebut akhirnya bisa mendapatkan suatu pengetahuan baru.

Berikut merupakan ciri-ciri belajar menurut teori belajar kognitivisme, yaitu : 

1. Belajar adalah proses pembentukan struktur pemikiran atau pengetahuan yang terkait dengan pengalaman, latihan, dan interaksi sosial.

2. Belajar tidak hanya sekedar menghafal atau memahami informasi, tapi juga melibatkan perubahan dalam diri seseorang agar bisa berinteraksi dengan lingkungannya dengan lebih baik.

3. Kualitas hasil belajar siswa akan lebih baik jika program pembelajaran dirancang untuk mendorong siswa berpikir dan terlibat aktif secara mental, bukan hanya pasif menerima informasi.

4. Keaktifan siswa saat pembelajaran penting, yang bisa dilakukan dengan memicu proses berpikir yang kompleks dan membantu siswa menemukan pengetahuan dan kemampuan baru.

5. Setiap individu memiliki kemampuan pemrosesan kognitif yang berbeda, yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program pembelajaran.

6. Belajar adalah proses pembentukan kompetensi, keterampilan, dan sikap baru, yang bisa dijelaskan melalui konsep pemahaman, pengetahuan, dan tingkatan belajar.

Pada teori ini tidak hanya menggambarkan situasi yang ada, melainkan juga memberikan petunjuk konkret tentang cara untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu. Tujuan dari belajar dalam kerangka teori kognitif ini adalah untuk memperoleh perubahan-perubahan, seperti pengetahuan yang bertambah, pemahaman yang lebih baik, perubahan perilaku, peningkatan keterampilan, serta perubahan dalam nilai-nilai dan sikap. Selain itu, tujuannya yaitu  untuk membantu pelajar dalam menghafal, tapi juga mengembangkan keterampilan berpikir dasar yang lebih kompleks. Kemampuan-kemampuan ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami, mengolah, dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan melalui proses belajar. Kemampuan mental atau kognitif siswa bisa berkembang dari level yang paling dasar, yaitu sekedar mengetahui informasi, sampai ke level yang paling tinggi, yaitu mampu menilai atau mengevaluasi suatu informasi. 

Kemudian ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada teori belajar kognitivisme, yaitu sebagai berikut: 

Kelebihan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun