Pengertian kognitif disini adalah seluruh kegiatan mental, seperti mengaitkan informasi, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Karena melakukan aktivitas-aktivitas mental ini, akhirnya seseorang bisa memperoleh pengetahuan baru sebagai hasilnya. Teori belajar kognitiv ini lebih mengutamakan bagaimana proses belajar itu berlangsung, bukan hanya pada pencapaian akhirnya saja. Di dalam belajar kita akan melewati tahapan dari yang tidak tahu menjadi paham, menguasai, dan akhirnya menjadi ahli di  bidang tersebut. Rangkaian ini merupakan salah satu pola yang ada dalam pembentukan kemampuan kognitif seseorang. Dan kemampuan kognitif itu sendiri mencakup seluruh aktivitas mental, seperti mengaitkan informasi, mengevaluasi, dan memikirkan suatu kejadian, sehingga orang tersebut akhirnya bisa mendapatkan suatu pengetahuan baru.
Berikut merupakan ciri-ciri belajar menurut teori belajar kognitivisme, yaitu :Â
1. Belajar adalah proses pembentukan struktur pemikiran atau pengetahuan yang terkait dengan pengalaman, latihan, dan interaksi sosial.
2. Belajar tidak hanya sekedar menghafal atau memahami informasi, tapi juga melibatkan perubahan dalam diri seseorang agar bisa berinteraksi dengan lingkungannya dengan lebih baik.
3. Kualitas hasil belajar siswa akan lebih baik jika program pembelajaran dirancang untuk mendorong siswa berpikir dan terlibat aktif secara mental, bukan hanya pasif menerima informasi.
4. Keaktifan siswa saat pembelajaran penting, yang bisa dilakukan dengan memicu proses berpikir yang kompleks dan membantu siswa menemukan pengetahuan dan kemampuan baru.
5. Setiap individu memiliki kemampuan pemrosesan kognitif yang berbeda, yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program pembelajaran.
6. Belajar adalah proses pembentukan kompetensi, keterampilan, dan sikap baru, yang bisa dijelaskan melalui konsep pemahaman, pengetahuan, dan tingkatan belajar.
Pada teori ini tidak hanya menggambarkan situasi yang ada, melainkan juga memberikan petunjuk konkret tentang cara untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu. Tujuan dari belajar dalam kerangka teori kognitif ini adalah untuk memperoleh perubahan-perubahan, seperti pengetahuan yang bertambah, pemahaman yang lebih baik, perubahan perilaku, peningkatan keterampilan, serta perubahan dalam nilai-nilai dan sikap. Selain itu, tujuannya yaitu  untuk membantu pelajar dalam menghafal, tapi juga mengembangkan keterampilan berpikir dasar yang lebih kompleks. Kemampuan-kemampuan ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami, mengolah, dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan melalui proses belajar. Kemampuan mental atau kognitif siswa bisa berkembang dari level yang paling dasar, yaitu sekedar mengetahui informasi, sampai ke level yang paling tinggi, yaitu mampu menilai atau mengevaluasi suatu informasi.Â
Kemudian ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada teori belajar kognitivisme, yaitu sebagai berikut:Â
Kelebihan:Â
1. Meningkatkan kreativitas
2. Mendorong kemandirian
3. Meningkatkan kemampuan analitis
4. Meningkatkan pemahaman materi
5. Membantu memahami diri sendiri
Kekurangan:
1. Fokus pada proses mental internal siswa, dan kurang memperhatikan faktor eksternal seperti lingkungan dan situasi di sekitar siswa yang juga berpengaruh dalam pembelajaran.
2. Teori kognitivisme menganggap guru hanya sebagai penyedia bahan ajar, dan kurang menghargai peran penting guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses belajar.
3. Teori kognitivisme terlalu mengabaikan pengaruh kemampuan fisik siswa, seperti kemampuan motorik dan kondisi kesehatan, yang juga turut mempengaruhi pembelajaran.
4. Teori kognitivisme kurang memperhatikan bagaimana kemampuan emosional siswa, seperti empati dan komunikasi, dapat memengaruhi proses belajar.
Jadi kesimpulannya adalah, dengan memahami teori kognitivisme, para pendidik dapat merancang proses belajar yang lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Sehingga, para siswa dapat mencapai potensi belajar mereka secara maksimal. Teori kognitivisme sendiri bagaikan kompas yang membantu kita memahami kerumitan proses belajar. Mempelajari teori kognitivisme itu layaknya sebuah investasi berharga. Investasi ini akan memungkinkan kita, baik pendidik maupun peserta didik, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong pencapaian potensi belajar yang lebih optimal. Dengan pemahaman ini, kita bisa menciptakan pengalaman belajar yang benar-benar memotivasi dan menginspirasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI