Melalui berbagai lembaga tersebut, pendidikan Islam pada masa pembaruan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjaga nilai keislaman, dan memperluas akses ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam.
Ciri-Ciri Pendidikan Islam pada Masa Pembaruan
Pembaruan pendidikan Islam muncul karena ketidakpuasan terhadap metode tradisional yang hanya fokus pada studi agama melalui kitab-kitab klasik. Hal ini memicu perbaikan dalam metode pengajaran, materi pelajaran, dan manajemen pendidikan agar lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Corak Pendidikan Islam Sebelum Kemerdekaan:
1. Isolatif-Tradisional:
Menolak pengaruh Barat dan modernisasi. Fokus hanya pada ilmu agama di pesantren tradisional tanpa pengetahuan umum.
2. Sintesis:
Format Klasikal: Pola pendidikan mengikuti sistem Barat dengan fokus ilmu agama (contoh: Madrasah Sumatera Thawalib, Tebu Ireng).
Ilmu Agama Dominan: Utama pada mata pelajaran agama dengan tambahan terbatas ilmu umum (contoh: Madrasah Diniyah).
Seimbang: Integrasi ilmu agama dan umum secara seimbang (contoh: Pondok Muhammadiyah).
Sekolah Gubernemen: Mengadopsi pola pendidikan kolonial dengan tambahan mata pelajaran agama (contoh: Madrasah Adabiyah, Sekolah Muhammadiyah).