Mohon tunggu...
Healthy

Harapan Baru Penderita Hemofilia

24 November 2017   18:35 Diperbarui: 24 November 2017   19:29 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu penyakit yang mengganggu sistem peredaran darah adalah  penyakit hemofilia. Penyakit ini juga sering disebut penyakit darah  sukar membeku dimana salah satu protein pembekuan darah tidak ada atau  dalam jumlah yang sedikit. Menurut World Federation of Haemophilia's (WFH), frekuensi kelainan darah sukar membeku adala satu banding 10.000  dari angka kelahiran di seluruh dunia. 

Diperkirakan terdapat 400.000  orang yang terserang penyakit ini di dunia. Penyakit hemofilia ini, juga  disebut dengan penyakit kerajaan Eropa, yang pada saat itu menyerang  Ratu Victoria dan keturunannya

Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Untuk membahas lebih lanjut mengenai hemofilia, mari kita pahami sistem peredaran darah pada manusia terlebih dahulu.

Dalam tubuh manusia, terdapat banyak sistem yang menjalankan fungsi tertentu diantaranya adalah sistem peredaran darah. Manusia, memiliki sistem peredaran darah ganda yang dalam satu kali peredaran, darah melewati jantung sebanyak dua kali dan sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam pembuluh darah. 

Sistem perederan darah berfungsi untuk mengedarkan makanan, hormon, gas  dan zat lainnya ke seluruh tubuh, melindungi tubuh dari benda asing, menjaga suhu tubuh, dan mempertahankan pH optimum pada darah.

Salah satu komponen pada sistem peredaran darah adalah darah itu sendiri. Darah adalah jaringan ikat yang bersifat khusus yang terdiri dari sel darah. Darah memiliki berat yang lebih dari air. Darah juga berbau amis. Pada tubuh orang dewasa, terdapat 8% darah dari berat badan. Darah berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengatur suhu tubuh, melakukan proses pembekuan darah, membawa karbondioksida ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal, dan mengedarkan hormon yang mengatur fungsi sel tubuh.

Darah tersusun atas plasma darah, sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan keping darah atau trombosit.

Sumber : http://ilmuveteriner.com/plasma-darah-dan-fungsinya/
Sumber : http://ilmuveteriner.com/plasma-darah-dan-fungsinya/
Plasma darah merupakan caian yang memiliki warna bening kekuningan. Plasma darah terdiri atas air, protein plasma, dan bahan campuran kompleks anorganik, organik, dan gas darah. Protein plasma dibedakan menjadi, serum albumin, serum globulin, dan fibrinogen. 

Sumber : http://vellazanita.blogspot.co.id/2015/06/hematologi.html?m=1
Sumber : http://vellazanita.blogspot.co.id/2015/06/hematologi.html?m=1
Sel darah merah atau eritrosit memiliki bentuk bikonkaf atau cekung pada bagian tengahnya, dan tidak memiliki nukleus, reticulum endoplasma, dan mitokondria. Eritrosit mengandung 300.000.000 molekul hemoglobin. Hemoglobin tersusun atas Hem + Fe dan globin. Eritrosit pada laki -- laki sejumlah 4,2 hingga 5,4 juta sel / mm3darah, sedangkan pada wanita, terdapat 3,8 hingga 4,8 juta sel / mm3darah. 

Eritrosit berfungsi untuk mengedarkan oksigen  dan membawa karbondioksida menuju paru -- paru. Proses pembentukan eritrosit disebut eritri poiesis dan terjadi di sumsum merah pada tulang dan dibantu oleh hormone eritropoietin, tiroid, dan pertumbuhan. Sel darah merah berusia 120 hari

Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk pertahanan tubuh dan melindungi tubuh terdahap benda asing,bakteri dan juga virus. Leukosit memiliki nukleus. Dalam tubuh manusia normal, terdapat 5.000 hingga 10.000 sel / mm3darah. 

Leukosit memiliki usia maksimal 1 hari. Leukosit memiliki sifat -- sifat khusus, diantaranya adalah fagositosis (kemampuan menelan benda asing, sel darah merah yang rusak atau tua, dan benda asing), ameboid (kemampuan bergerak seperti Amoeba), kemotaksis (kemampuan mendekati atau menjauhi sumber zat), dan diapedesis (kemampuan menembus pori pori membran kapiler untuk menuju ke jaringan). 

Berdasarkan ada atau tidaknya granula pada sitoplasma, leukosit dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit kembali dibedakan menjadi neutrofil, eosinofil, dan basofil. 

Neutrofil memiliki karakteristik yaitu memiliki granula kecil yang berwarna merah muda dan nucleus yang memiliki tiga hingga lima lobus. Neutrofil berfungsi untuk menyerang sekaligus menghancurkan agen penyebab cedera seperti bakteri dan virus. 

Eosinofil memiliki karakteristik yaitu memiliki granula berwarna jingga, memiliki nukleus dengan dua lobus dan bertekstur kasar. Eosinofil berfungsi dalam pembuangan racun. Sedangkan basofil memiliki karakteristik berwarna ungu tua, granula berukuran besar, dan nucleus berbentuk menyerupai huruf S. 

Basofil mengandung histamin yang bertugas untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang mengalami cedera. Agranulosit dibedakan menjadi limfosit dan monosit. Limfosit berfungsi dalam kekebalan tubuh. Limfosit dibedakan menjadi limfosit B dan T. Limfosit B memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T, tidak memproduksi antibodi. Monosit berfungsi sebagai fagosit yang aktif.

Keping darah atau trombosit, merupakan sel yang mengandung protein fibrin tidak memiliki nucleus dan berusia 10 hari. Dalam tubuh manusia normal terdapat 150 ribu -- 400 ribu sel / mm3darah. Trombosit berfungsi dalam perbaikan pembuluh darah dan pembekuan darah. Saat pembuluh darah terpotong, trombosit yang rusak akan mengeluarkan serotonin dan prostaglandin sehingga mengakibatkan otot polos pada pembuluh mengalami pengerutan (berkontriksi).

Trombosit juga akan mengalami pembengkakan (inflamasi) dan akan menempel dengan serabut kolagen pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan akan berkurang hingga proses pembekuan darah terjadi. Mekanisme pembekuan darah diawali dengan munculnya luka dan darah akan otomatis keluar. Keping darah bersentuhan dengan permukaan luka yang bersifat kasar dan trombosit akan pecah. Lalu trombosit akan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Trombokinase akan menjadi protrombin. Bersama vitamin K dan ion Ca2+, protrombin akan menjadi trombin. Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang nantinya akan menghalangi sel darah sehingga tidak keluar dan terjadi pembekuan darah.

Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Penyakit Hemofilia merupakan penyakit yang menyerang pembekuan darah. Hemofilia dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu hemofilia A, B dan C.

Hemofilia A dikarenakan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVIII) yaitu zymogene yang merupakan factor penting dalam pembekuan darah. Jenis ini sering ditemukan. Gejala dari hemofilia A ini adalah mudah terdapat memar di tubuh, dan mengalami perdarahan berlebihan. Rasio terjadinya hemofilia A adalah 1 : 5.000 - 10.000

Hemofilia B, disebabkan oleh kurangnya factor pembekuan IX (FIX). Jenis ini sangat jarang ditemukan. Rasio terjadinya hemofilia B adalah 1 : 20.000 -- 34.000

Sedangkan hemofilia C, dikarenakan oleh kurangnya / tidak adanya factor pembekuan XI (FXI). Gejala yang ditimbulkan hari hemofilia C lebih ringan dibandingkan dengan hemofilia A dan B. Hemofilia C sangat jarang ditemukan. Rasio terjadinya penyakiti ini adalah 1 : 100.000

Penyakit hemofilia ini, dikarenakan oleh kelainan genetik. Gen ini terletak pada kromosom X. Laki laki memiliki satu kromosom X (XY) dan perempuan memiliki dua kromosom X (XX). Sehingga pria yang berkemungkinan untuk terserang penyakit ini, sedangkan perempuan hanya menjadi pembawa gen hemofilia.

Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Pada contoh di atas, ibu membawa gen hemofilia dan ayah tidak memiliki riwayat hemofilia.

Sehingga terdapat kemungkinan 50% setiap anak laki-laki akan terserang hemofilia dan 50% setiap anak perempuan akan menjadi pembawa gen hemofilia

Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Pada contoh di atas, ayah  memiliki penyakit hemofilia dan ibu tidak membawa gen penyebab  hemofilia. Sehingga semua anak perempuan akan membawa penyakit hemofilia  dan anak laki laki tidak akan terkena penyakit ini

Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Sumber : Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620
Pada contoh di atas, ayah tidak memiliki penyakit hemofilia, dan ibu tidak membawa gen ini. Maka, anak laki laki tidak akan terkena penyakit ini, dan anak perempuan tidak akan menjadi pembawa gen penyakit ini. 

Orang yang terkena penyakit hemofilia ringan tidak memiliki gejala khusus, namun penyakit ini akan terlihat saat terdapat luka seperti pada saat operasi dan khitan. Hemofilia yang tergolong sedang akan terlihat sejak usia dini, seperti sering terdapat memar dan sering mengalami perdarahan terutama di sekitar persendian setelah jatuh atau terkena pukulan. Sedangkan hemofilia dengan level berat akan sangat terlihat saat di bawah usia 2 tahun. Mulai terjadi perdarahan pada hidung dan mulut, darah pada tinja, dan muncul memar pada kaki secara tiba tiba.

Lalu, apakah orang yang terkena hemofilia tetap bisa membekukan darah nya?

Jawabannya adalah bisa, namun dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan orang lain pada umumnya. Hal ini dipertegas dengan kutipan di bawah ini.

The person with hemofilia does not bleed faster than someone without hemofilia. However, the person with hemofilia will bleed longer.Sumber:https://www.hog.org/handbook/article/1/3/how-blood-works-in-a-person-with-hemofilia

Namun, mereka dapat mempercepat pembekuan darah menggunakan alat bantu atau obat. Hingga saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan secara total penyakit ini. Selagi terus mencari inovasi baru terkait obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara total, terdapat beberapa cara yang dapat membantu mempercepat pembekuan darah.

Sumber : https://www.inhibitorinfo.com/en/non-us/?gclid=EAIaIQobChMI1cWR-vvU1wIVFCQrCh32bAorEAAYASAAEgJiUPD_BwE
Sumber : https://www.inhibitorinfo.com/en/non-us/?gclid=EAIaIQobChMI1cWR-vvU1wIVFCQrCh32bAorEAAYASAAEgJiUPD_BwE
Cara pertama yang dapat dilakukan adalah  dengan melakukan terapi gen. Dalam terapi ini, akan disuntikkan protein yang mengandung asam amino yang dapat berinteraksi dengan furin sehingga mempercepat pembekuan.  Terapi ini dapat dilakukan oleh pengidap hemofilia B. Namun kelemahan dari cara ini adalah adanya penolakan oleh tubuh yang disebabkan oleh inhibitor. Antibodi  ini dapat menghancurkan faktor pembekuan sebelum memiliki kesempatan untuk bekerja.

Thus far, the new therapy has proven safe. "The result was stunning," said Timothy Nichols, MD, director of the Francis Owen Blood Research Laboratory at the University of North Carolina School of Medicine and co-senior author of the paper. "Just a small amount of new factor IX necessary for proper clotting produced a major reduction in bleeding events. It was extraordinarily powerful." Sumber:https://www.sciencedaily.com/releases/2015/03/150312112116.htm\

Menurut Timothy, terapi gen ini dianggap sangat efektif dalam membantu pembekuan darah.

Cara yang kedua adalah terapi gen menggunakan lentivirus. Metode ini ditemukan oleh salah seorang direktur dari San Raffaele Telethon Institute for Gene Therapy dan seorang penulis senior di Science Translational Medicine, yang bernama Luigi Naldini, PhD. Ia menciptakan inovasi baru yaitu dengan menggunakan lentivirus untuk membawa gen IX. Lentivirus ini akan disuntikkan pada hati.

A major potential advantage of this new gene therapy approach is that it uses lentiviral vectors, to which most people do not have antibodies that would reject the vectors and make the therapy less effective. Sumber :https://www.sciencedaily.com/releases/2015/03/150312112116.htm\

Berdasarkan kutipan di atas, terapi gen ini memiliki kelebihan, yaitu tubuh tidak akan melakukan penolakan terhadap gen ini, karena tubuh tidak memiliki antibodi tertentu yang dapat menolak gen ini. Terapi gen menggunakan lentivirus ini dapat digunakan oleh penderita hemofilia A dan B.

Desmopressin (DDAVP) (for mild Hemophilia A).It is a synthetic analog of the anti diuretic hormone vasopressin (1-deaminocys-8D arginini-vasopressin). Itis useful in mild hemophilies. This medication is a synthetic hormone which encourages the body to produce more of its own Factor VIII. Sumber: Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620

Cara yang ketiga adalah desmopressin. Desmopressin merupakan hormon sintetis yang dapat mengobati hemofilia A ringan. Desmopressin akan memperbanyak protein VIII dalam darah. Desmopressin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau  dapat disemprotkan pada hidung.

Amicar is a chemical that can be given in a vein or by mouth (as a pill or a liquid). It prevents clots from breaking down, resulting in a firmer clot. It is often used for bleeding in the mouth or after a tooth has been removed because it blocks an enzyme in the saliva that breaks down clots. Sumber: Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An  Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm  600-620

Cara yang keempat adalah pemberian amicar. Amicar merupakan bahan kimia berbentuk pil. Amicar akan mencegah adanya gumpalan yang pecah.

Tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian, maka dari itu perlu adanya pendeteksian sejak dini terhadap penyakit ini. Sehingga penderita hemofilia dapat meminimalisir terjadinya pendarahan.

Sumber: 

Somwanshi,B.S.2014.Hemophilia Inherited Bleeding Disorder:An Overview.World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Science,Vol.3,hlm 600-620

Irnaningtyas.2017.Biologi Untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta:Erlangga.

https://www.sciencedaily.com/releases/2015/03/150312112116.htm

https://www.inhibitorinfo.com/en/non-us/?gclid=EAIaIQobChMI1cWR-vvU1wIVFCQrCh32bAorEAAYASAAEgJiUPD_BwE

https://www.hog.org/handbook/article/1/3/how-blood-works-in-a-person-with-hemophilia

https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hemophilia/treatment

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun