Leukosit memiliki usia maksimal 1 hari. Leukosit memiliki sifat -- sifat khusus, diantaranya adalah fagositosis (kemampuan menelan benda asing, sel darah merah yang rusak atau tua, dan benda asing), ameboid (kemampuan bergerak seperti Amoeba), kemotaksis (kemampuan mendekati atau menjauhi sumber zat), dan diapedesis (kemampuan menembus pori pori membran kapiler untuk menuju ke jaringan).Â
Berdasarkan ada atau tidaknya granula pada sitoplasma, leukosit dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit kembali dibedakan menjadi neutrofil, eosinofil, dan basofil.Â
Neutrofil memiliki karakteristik yaitu memiliki granula kecil yang berwarna merah muda dan nucleus yang memiliki tiga hingga lima lobus. Neutrofil berfungsi untuk menyerang sekaligus menghancurkan agen penyebab cedera seperti bakteri dan virus.Â
Eosinofil memiliki karakteristik yaitu memiliki granula berwarna jingga, memiliki nukleus dengan dua lobus dan bertekstur kasar. Eosinofil berfungsi dalam pembuangan racun. Sedangkan basofil memiliki karakteristik berwarna ungu tua, granula berukuran besar, dan nucleus berbentuk menyerupai huruf S.Â
Basofil mengandung histamin yang bertugas untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang mengalami cedera. Agranulosit dibedakan menjadi limfosit dan monosit. Limfosit berfungsi dalam kekebalan tubuh. Limfosit dibedakan menjadi limfosit B dan T. Limfosit B memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T, tidak memproduksi antibodi. Monosit berfungsi sebagai fagosit yang aktif.
Keping darah atau trombosit, merupakan sel yang mengandung protein fibrin tidak memiliki nucleus dan berusia 10 hari. Dalam tubuh manusia normal terdapat 150 ribu -- 400 ribu sel / mm3darah. Trombosit berfungsi dalam perbaikan pembuluh darah dan pembekuan darah. Saat pembuluh darah terpotong, trombosit yang rusak akan mengeluarkan serotonin dan prostaglandin sehingga mengakibatkan otot polos pada pembuluh mengalami pengerutan (berkontriksi).
Trombosit juga akan mengalami pembengkakan (inflamasi) dan akan menempel dengan serabut kolagen pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan akan berkurang hingga proses pembekuan darah terjadi. Mekanisme pembekuan darah diawali dengan munculnya luka dan darah akan otomatis keluar. Keping darah bersentuhan dengan permukaan luka yang bersifat kasar dan trombosit akan pecah. Lalu trombosit akan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Trombokinase akan menjadi protrombin. Bersama vitamin K dan ion Ca2+, protrombin akan menjadi trombin. Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang nantinya akan menghalangi sel darah sehingga tidak keluar dan terjadi pembekuan darah.
Hemofilia A dikarenakan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVIII) yaitu zymogene yang merupakan factor penting dalam pembekuan darah. Jenis ini sering ditemukan. Gejala dari hemofilia A ini adalah mudah terdapat memar di tubuh, dan mengalami perdarahan berlebihan. Rasio terjadinya hemofilia A adalah 1 : 5.000 - 10.000
Hemofilia B, disebabkan oleh kurangnya factor pembekuan IX (FIX). Jenis ini sangat jarang ditemukan. Rasio terjadinya hemofilia B adalah 1 : 20.000 -- 34.000
Sedangkan hemofilia C, dikarenakan oleh kurangnya / tidak adanya factor pembekuan XI (FXI). Gejala yang ditimbulkan hari hemofilia C lebih ringan dibandingkan dengan hemofilia A dan B. Hemofilia C sangat jarang ditemukan. Rasio terjadinya penyakiti ini adalah 1 : 100.000