Mohon tunggu...
DEVI MERRY EVENDI
DEVI MERRY EVENDI Mohon Tunggu... -

tentang saya,saya orangnya on time ,tidak suka menyepelekan sekecil masalah apapun,ingin tau hal yang bermanfaat bagi saya.saya orangnya keras terhadap sesuwatu apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebahagiaan Disela Kekurangan

17 Desember 2011   13:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Megahnya kota semarang yang indah,saya seorang mahasiswa universitas diponegoro mengalami suatu hal yang tidak pernah saya dapatkan selama saya hidup di dunia ini.hari sabtu 17Desember 2011 10.o3 didepan pom bensin universitas diponegoro. Di keramaian kota semarang terlihatlah seorang lelaki tua yang memakai kopyah putih dan membawa sebuah cangkir yang dia pegang untuk dia lihatkan kepada orang yang berada dijalan dan dia berharap ada rupiah yang di taruh di cangkir itu.lelaki itu bernama andrianto, dia seorang lelaki perantauan dari luar semarang dia mengais rejeki dari jalanan yang kotor dan berdebu di tambah pak andrianto ini tidak bisa melihat, kedua matanya tidak berfungsi dengan baik, dia bekerja seperti ini karena dia tidak mau merepotkan warga dikampung halamanya. bapak andrianto ini tidak sendirian dia memiliki 2orang anak dan istri yang menyayanginya.dia tinggal dikota semarang bersama istrinya sedangkan 2 orang anaknya sudah menikah dan ikut merantau keluarganya masing masing di luar jawa. Meskipun menjalani kehidupan yang berat bapak andrianto sangat bersyukur, dia merasa nyaman ada seorang istri yang setia menemaninya dia sangat tersanjung dengan sifat istrinya yang meneriama keadaannya.yang hanya di harapkan keluaragan ini adalah kesehatan dan bisa menjalani hidup sehari-hari.di usianya yang sudah melewati separuh baya keluarga ini sangat berat memikul hidupnya yang seharusnya beristirahat dan mendapatakan kenyamanan dirumah tapi bapak andrianto dalam keseharianya menyusuri jalan yang berdebu untuk mendapatkan penyabung hidupnya.bapak andrianto tetap senang menjalani kehidupannya meskipun terkadang dia merasa lelah tetapi melihat sosok istrinya yang mendapinginya bapak andrianto seakan lupa dengan rasa itu.yang mereka harapkan adalah keadaan yang baik dan selalu sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun