Sudah menjadi tradisi pada kampung halaman saya, nun jauh di kaki Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta ketika menyambut bulan suci Ramadan, diisi dengan serangkaian agenda yang padat dan menarik.Â
Tradisi yang terus dijalankan ini selalu dilaksanakan dengan penuh semangat, sukarela dan antusias, semata-mata demi kampung halaman yang tidak boleh terlihat mati dan pasif ketika momen religius ini datang. "Jangan sampai kalah dengan kampung lain", begitu kata ketua pemuda dengan membara ketika rapat persiapan menyambut bulan Ramadan berjalan.
Namun, sayang seribu sayang, kini hal tersebut menjadi kenangan manis bagi saya, yang tak lagi menjadi gadis remaja di kampung halaman. Merantau jauh dari keluarga dan rumah, membuat saya tak sengaja bernostalgia kala melihat tema blog Samber THR Kompasiana untuk hari ke-3, Khas Ramadan yang dirindukan.
Saya memutuskan untuk bercerita mengenai sebuah kenangan manis ketika menjadi salah satu dari remaja yang dengan sukarela dan kemauan yang ikhlas tergabung dalam panitia kegiatan Ramadan di kampung halaman demi menghidupkan suasana ramadhan, yaitu menggelar berbagai acara selama sebulan dengan rententan acara. Â
Mulai dari kerja bakti masjid, gapura dan jalan kampung, memasang ornamen-ornamen khas ramadan yang iconic, membuat berbagai macam perlombaaan bertema keagamaan bagi anak-anak, mengadakan takbir keliling hingga silaturahmi ke tokoh dan pemuka agama. Benar-benar kegiatan yang melelahkan namun sangat membekas di ingatan.
Kerja Bakti dan Memasang Ornamen, Agenda Wajib Seminggu Sebelum Bulan Ramadan
Biasanya, panitia Ramadan akan membagi agenda dengan 3 sesi, yaitu sebelum , selama dan menjelang akhir Ramadan. Adapun, untuk agenda sebelum Ramadan tiba adalah melaksanakan kerja bakti dan memasang ornamen khas ramadan di sepanjang jalan perkampungan dan spot-spot tertentu.Â
Kegiatan ini melibatkan pemuda sebagai garda terdepan, diikuti oleh golongan orang tua (bapak-bapak dan ibu-ibu) serta anak-anak yang dengan lugunya mereka tanpa diajak secara tanggap dan aktif turut membantu.
Untuk pemasangan ornamen, diawali dengan memasang spanduk pada gapura kampung, sebagai pintu gerbang memasuki arena pemukiman. Dilanjutkan dengan obor-obor di sepanjang jalan dengan jarak yang sudah ditentukan.Â
Tidak lupa lampu-lampu penerangan warna-warni juga disematkan. Sehingga, jalan menuju masjid seakan menjadi karpet merah menuju panggung ramadhan, yaitu masjid tempat berkumpulnya seluruh warga.
Perlombaaan Untuk Mengasah Kemampuan dan Kekompakan
Yang saya sukai ketika hidup di perkampungan adalah, dapat melihat anak-anak yang aktif, peduli dan saling bertegur sapa tanpa memandang fisik dan latar belakang. Mereka dengan ceria selalu ingin terlibat ketika menjumpai acara-acara yang menarik perhatian dan dengan tanpa kata langsung mengambil bagian.Â
Maka, sebagai gantinya, kami para remaja selalu berusaha menyenangkan mereka dengan membuat sebuah acara yang dikhususkan untuk mereka, yaitu perlombaan dalam rangka menggali nilai-nilai keagamaan.
Perlombaan itu terdiri dari individu dan kelompok. Untuk individu, ada lomba azan, wudu, hafalan surat-surat pendek Al Quran, murotal dan, menggambar dan menyanyi lagu religi.Â
Sedangkan lomba yang sifatnya berkelompok, ada lomba Cerdas Cermat Agama (CCA) yang berisikan soal-soal pengetahuan mengenai agama Islam, kedislipinan cuci gelas dan piring masjid serta adu kreativitas lampion takbir keliling.Â
Pada ajang kelompok, keramaian sangat terdengar jelas bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain dan menyoraki kelompok yang berpotensi untuk memenangkan perlombaan. Ah, betapa merdunya teriakan-teriakan mereka.
Merencanakan Jadwal Silaturahmi Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama
Sebelum panitia kegiatan Ramadan sibuk dengan persiapan lebaran dengan keluarga masing-masing, agenda silaturahmi kepada tokoh masyarakat dan pemuka agama akan direncanakan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar dapat secara bersama-sama mengunjungi beliau-beliau setelah menghabiskan waktu bersama sanak saudara.Â
Kunjungan kepada beliau-beliau yang merupakan panutan di kampung halaman adalah dalam rangka menjalin silaturahmi, menghormati serta mendapatkan petuah dalam meniti kehidupan. Sehingga, kekompakan antar lapisan dan golongan dapat harmonis dan terjaga.
Salam hangat kompasiana, sekadar berbagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H