Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tanpa Cina dan Jepang, Mampukah Indonesia Berjaya di BWF WTF 2020?

27 Januari 2021   09:33 Diperbarui: 27 Januari 2021   10:39 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda Putra Indonesia, Kevin/Marcus batal tampil di BWF WTF 2020 (Sumber: IDN Times)

Penggemar Bulutangkis tanah air kembali dibuat tersenyum setelah Badminton World Federation (BWF) kembali menghelat turnamen bulutangkis tingkat wahid yang sempat terputus. 

Pagelaran terakhir yang diselenggarakan BWF yang diikuti oleh pemain Indonesia terakhir adalah All England Super 1000 pada 11-15 Maret 2020 di Birmingham, Inggris. Tentu saja, turnamen ini menjadi angin segar serta momentum melepas kejenuhan selama masa pandemi virus korona melanda.

Turnamen penutup untuk periode 2020 oleh BWF adalah World Tour Finals (WTF 2020) yang akan diselenggarakan mulai hari ini, 27 hingga 31 Januari 2021 di Bangkok, Thailand. Sejatinya, turnamen ini adalah turnamen akhir tahunan tetapi karena adanya pandemi, BWF terpaksa mengubah jadwal turnamen dan baru dihelat pada awal tahun ini. Tentu, dengan peraturan protokol kesehatan yang ketat.

Gantikan Indonesia Dan Cina, Thailand Menjadi Tuan Rumah Turnamen Super 1000

Sebelum WTF 2020 dihelat, bulan ini sudah ada 2 kali turnamen yang telah dilaksanakan. Dan, yang mendapatkan kesempatan menjadi host country menggantikan Cina dan Indonesia adalah Thailand, dengan Bangkok sebagai host city. Mengapa ada dua turnamen beruntun pada satu kota dan satu negara? Karena, Cina Open dan Indonesia Open dibatalkan mempertimbangkan situasi keamanan karena meningkatnya kasus virus korona. 

Akhirnya Thailand menjadi host country bagi kedua turnamen dengan label Super 1000, yaitu seri tertinggi di antara serangkaian seri lainnya, bersama All England bertajuk Yonex Thailand Open 2021 dan Toyota Thailand Open 2021. Pertandingan WTF 2020  pun juga dipertandingkan di tempat yang sama.

Sebelum menakar peluang Indonesia di WTF 2020, ada dua kabar yang bertolak belakang bagi penggemar bulutangkis Indonesia. Berita baiknya, dua negara rival abadi Indonesia antar negara raksasa bulutangkis, Cina dan Jepang memutuskan untuk mundur di Thailand Open, menandakan bahwa tim bulutangkis mereka juga gugur untuk bertanding di BWF WTF 2020. 

Kabar kurang baiknya, Indonesia yang menjadi negara raksasa bulutangkis yang berlaga, justru "baru" menyumbang satu gelar dari 5 sektor yang dipertandingkan selama 2 turnamen. Itu artinya, indonesia gagal mengirimkan finalis di 9 peluang lainnya di level Super 1000 tanpa adanya pemain Cina dan Jepang.

Meskipun demikian, apresasi tetap disematkan kepada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang berhasil meraih gelar juara ganda putri pada ajang Yonex Thailand Open Super 1000 pada Minggu, 17 Januari 2021. Mereka menumbangkan pasangan tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai 2 set langsung, 21-15 dan 21-13. 

Dengan demikian, mereka adalah ganda putri pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar pada ajang level Super 1000 sejak format seri super dipertandingkan secara resmi oleh BWF. Akhirnya, pecah telor untuk Ganda Putri!

Perwakilan Indonesia di Ajang WTF 2020, Ginting Secara Dramatis Lolos

Pada kesempatan turnamen WTF 2020, Indonesia secara kalkulasi dipastikan mengirimkan 8 wakil untuk berlaga di ajang bergengsi tersebut. mereka ialah Antony Sinisuka Ginting (tunggal putrai), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan atau The Daddies (ganda putra), serta Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emmanuelle Widjaja (ganda campuran). 

Indonesia nyaris tanpa wakil di sektor tunggal putra setelah Ginting secara dramatis lolos akibat Lee Cheu Yiu dan Sameer Verma gagal melangkah ke semifinal Toyota Thailand Open pekan lalu. Indonesia sebenarnya berpeluang mengirim 9 wakil, namun mundurnya Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di dua turnamen sebelumnya, memastikan mereka tidak bisa tampil di ajang ini. Sedih ya?

Ganda Putra Indonesia, Kevin/Marcus batal tampil di BWF WTF 2020 (Sumber: IDN Times)
Ganda Putra Indonesia, Kevin/Marcus batal tampil di BWF WTF 2020 (Sumber: IDN Times)
Cina dan Jepang Mundur, Bagaimana Peluang Indonesia?

Dari sektor tunggal putra, King of Superseries dari negeri samurai sekaligus juara bertahan Kento Momota tidak turut serta memanaskan persaingan sengit di ajang BWF WTF 2020. Ketidaksertaan Kento tentu menjadi peluang besar bagi beberapa pemain, tidak terkecuali Ginting yang secara head to head lebih banyak kalah dari Momota. 

Di sisi lain, Chen Long yang meraih posisi semifinalis di turnamen sebelumnya juga batal tampil. Namun, konsistensi Viktor Axelsen yang menjuarai 2 turnamen Super 1000 2 pekan secara beruntun menjadi momok besar, terlebih ambisi untuk melangkah lebih jauh di Olimpiade 2021 di Jepang.

Sektor menarik lainnya, pada ganda putri, pemain-pemain Jepang yang mempunyai serangkaian pemain lapis tidak menampakkan wajahnya menjadi momentum "rebutan" bagi negara-negara yang haus juara di sektor ini. Tanpa adanya pemain Jepang, diharapkan ganda putri Indonesia benar-benar memanfaatkan momentum emas ini untuk kembali meraih catatan sejarah setelah tahun sebelumnya tidak lolos fase grup.

Ganda Putri Jepang, Yuki Fukushima/Saya Hirota, Peringkat Satu Dunia (Sumber: INews.id)
Ganda Putri Jepang, Yuki Fukushima/Saya Hirota, Peringkat Satu Dunia (Sumber: INews.id)
Untuk sektor ganda putra, Indonesia yang notabene "momok" bagi negara-negara lain harus puas menempatkan satu wakil saja. Pemain lapis ganda putra lainnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tidak bisa memenuhi syarat setelah bermain "kurang baik" di kedua turnamen pekan lalu. 

Kini, Indonesia hanya bisa berharap dengan The Daddies, sebagai senior dan panutan di timnas bulutangkis. Meskipun demikian, tidak adanya pemain Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe yang menjuarai All England 2020 setidaknya dapat memperbesar peluang The Daddies untuk kembali menjuarai BWF World Tour Finals.

Terakhir, pada sektor ganda campuran, persaingan panas tak akan diikuti oleh ganda terkuat dunia asal negeri tirai bambu yaitu Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping. 

Berita ini tidak hanya angin segar bagi Indonesia, tetapi juga bagi pebulutangkis asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang juga menjuarai dua turnamen Super 1000 selama dua pekan beruntun. Maka, pasangan Indonesia "wajib" mewaspadai ambisi yang tengah berkobar pada pasangan terkuat negeri gajah putih ini. 

Selain pasangan Thailand, kesempatan ini juga pasti tak disia-siakan pasangan Korea, Seo Seungjae/Chae Yujung, serta perwakilan dari Malaysia, Jerman dan Perancis.  

Tetapi, sebagai pecinta bulutangkis, kita wajib mendukung penuh tim bulutangkis Indonesia yang berlaga. Bagaimanapun, mereka lolos atas kerja keras dan daya juang yang tinggi. Tidak ada yang ingin kalah, mereka pasti ingin menang. Mereka juga ingin mempersembahkan gelar bagi tanah air sekaligus meneruskan tradisi juara. Kecil atau besar peluang, ada tidaknya kemungkinan menang, semua wajib diapresiasi dan dihargai. Jaya terus bulutangkis Indonesia!

Salam hangat,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun