Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ingin Melek Properti? Digitalisasi Tak Selalu Jadi Acuan, Pilih yang Berpengalaman

28 Februari 2019   18:16 Diperbarui: 28 Februari 2019   18:26 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BTN Properti, situs jual beli properti oleh Bank BTN (sumber: https://www.btnproperti.co.id/.)

Dari hari ke hari, dunia semakin disibukkan dengan berbagai macam trend di berbagai bidang kehidupan. Mulai dari busana, gaya hidup, bisnis hingga finansial. Manusia dari generasi ke generasi tidak ingin ketinggalan dengan mengikuti trend yang akan mengarahkan mereka ke kasta prestisius dan kepuasan diri.

Generasi apakah yang sangat berambisi untuk selalu mengikuti trend saat ini? Ya, generasi milenial atau disebut juga Y generation. generasi milenial tengah mendominasi struktur demografi Indonesia dan menjadi sasaran dari berbagai perusahaan untuk memasarkan produknya. Sehingga berpotensi untuk mengeluarkan nilai konsumsi yang tinggi. Apakah kamu termasuk generasi milenial? Yuk simak ulasan tentang perilaku milenial dalam mengelola finansial. Ada juga solusi cerdas agar kamu tidak panik dalam mencapai target finansial kamu!

Milenial dan Riset Perilaku

Milenial adalalah generasi dengan orang-orang cerdas nan kreatif, namun demikian tahukah kamu bahwa generasi milenial mempunyai tingkat pendaptan lebih rendah dari genearasi sebelumnya, yaitu generasi X? Mengutip dari bbc.com, resolution foundation, sebuah lembaga riset di Inggris melakukan studi terhadap pendapatan kaum milenial pada usia 20-an dibandingkan dengan generasi X pada usia yang sama. 

Hasilnya, pendapatan generasi milenial lebih sedikit dibawah generasi X. Dengan demikian, generasi melenial memiliki penghasilan lebih kecil dari pendahulunya. Duh,

Sedangkan studi pada pola konsumsi, Angela Woo dalam artikelnya berjudul Understanding The Research On Millennial Shopping Behaviors (Forbes.com, 4 Juni 2018) membuat sebuah survei online pada bulan Maret 2018 terhadap sekelompok anak milenial dengan responden 1.628 orang dan 906 orang generasi X. Hasilnya, terdapat beberapa perilaku konsumtif milenial saat berbelanja, sebagai berikut:

Perilaku Milenial dalam Berkonsumsi (Sumber: Data diolah, Februari 2019)
Perilaku Milenial dalam Berkonsumsi (Sumber: Data diolah, Februari 2019)
Apabila pendapatan generasi milenial tidak diimbangi dengan pola konsumsi yang sehat, dapat mengancam perencanaan keuangan generasi milenial. Padahal,  kemampuan literasi generasi milenial (financial literacy) telah berada dalam tingkat yang baik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis data pada tahun 2016 perihal indeks kemampuan literasi keuangan masyarakat yang telah mencapai 29,66%, dengan prediket well-literate. Indeks ini telah naik sebesar 7,82% dibanding tahun 2013. Good news! Mari tingkatkan dan implementasikan.

Era Digitalisasi, Yuk Investasi, Salah Satunya Dalam Wujud Properti

Pada jaman dahulu, uang 100.000 rupiah begitu sangat berharga, dan apabila dibelanjakan sudah mendapatkan berbagai macam kebutuhan. Namun, dengan adanya inflasi, harga kebutuhan semakin naik dan menyebabkan semakin banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk suatu barang tertentu.

Untuk menghadapi fenomena inflasi, maka investas adalah solusi tepat untuk mengimplementasikan pola perencanaan keuangan yang baik agar tercipta keuangan yang sehat. Investasi dapat dilakukan pada berbagai macam bentuk salah satunya properti. Bila berbicara fakta, pasti akan kembali kepada riset. Salah satunya, adalah studi genersi milenial yang terancam tidak akan memiliki properti apabila tak kunjung melek properti.

Properti tidak hanya menjadi investasi, namun juga kebutuhan (needs) karena merupakan kebutuhan primer alias papan. Bagaimana bila milenial sampai abai terhadap kebutuhan primer? Sedangkan mereka sibuk dengan kebutuhan sekunder, yaitu hiburan dan liburan yang justru dilakukan dengan masif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun