Negeri ini dikenal sebagai negeri demokrasi
Dengan bhineka tunggal ika sebagai semboyan di hati
Lalu ada Yogyakarta sebagai bagian dari NKRI
Siapa bilang Jogja Istimewa hanya untuk dirinya sendiri?
Kunjungi dahulu Pekan Budaya yang satu ini
Tepatnya mulai 24 Februari
Benarkan kan Ko? Benarkan Ci?
Sepenggal puisi diatas bahwa Yogyakarta dapat dikagumi dari berbagai sisi. Keistimewaan yang tidak untuk dimiliki sendiri. Melainkan juga dinikmati untuk beragam masyarakat yang datang dari kepribadian berbeda namun hakiki. Ditengah isu dan kejadian-kejadian yang menodai hakikat toleransi, ternyata masih ada sebagian orang yang berusaha mematahkan predikat Yogyakarta sebagai kota intoleransi. Mengajak masyarakat lain untuk bisa hidup berdampingan dan saling menghormati.
Sedih memang berkali-kali negeri ini diterpa kejadian atas nama perbedaan. Saling membenci dan saling menghujat hingga mengusik kenyamanan. Mengabaikan esensi terpenting bahwa untuk berbangsa dan bernegara dibutuhkan persatuan. Namun, hal itu seakan-akan terabaikan. Padahal mempunyai memiliki semua satu tujuan. Hidup tenang dan penuh perdamaian.
Nah, Sejatinya perdamaian juga dapat ditemukan di kota penuh keistimewaan, Yogyakarta. Dijelaskan di muka bahwa Yogyakarta istimewa tidak untuk dirinya sendiri saja. Di kota ini perbedaan ada dan  berdiri. Rumah bagi lima agama dan akulturasi budaya. Hidup berdampingan tak kurang suatu apa. Salah satu yang dapat dijadikan cerminan, adalah diadakannya Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) di bumi hadiningrat ini.
Pekan Budaya Tionghoa, Cerminan Yogyakarta Istimewa Bagi Siapa Saja