Hadirnya perbankan di tanah air tentu saja merubah "mindset" masyarakat Indonesia yang dulunya tidak tahu menahu apa itu literasi keuangan. Jangankan perngertian mengenai literasi, manfaat akan pentingnya "menabung" belum tentu terbenak akibat adanya penjajahan yang menjarah hidup masyarakat saat itu.Â
Jangankan lagi menabung, untuk hidup saja perlu perjuangan yang luar biasa. Kita patut bersyukur bahwa kita generasi yang dapat merasakan nikmatnya fasilitas keuangan dengan mudah. Sehingga, Â dapat membuat perencanaan untuk meraih masa depan yang lebih gemilang.
Salah satu perbankan yang hadir ditengah-tengah gelapnya masa penjajahan adalah BRI. Bank Rakyat Indonesia, begitulah kepanjangannya. Tak terasa usia pengabdiannya telah melebihi satu abad.Â
Melebihi usia negara ini. BRI telah memberikan bentuk pengabdiannya melalui pelayanan terhadap kebutuhan keuangan masyarakat Indonesia. BRI sendiri punya sejarah dalam mengambil peranannya dalam melayani masyarkat. Lalu, bagaimana sejarah berdirinya BRI dan inovasi apa yang sudah BRI jalankan? Berikut sedikit catatan perjalanan BRI yang hadir untuk, bagi dan oleh masyarakat Indonesia.
Purwokerto, 1895
BRI, memulai langkah pasti yang bermula pada 18 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Dari gagasan seorang Raden Bei Arja Wirjaatmadja, sang Patih Purwokerto.Â
Awalnya, berawal dari kas masjid yang dipinjamkan kepada masyarakat pribumi (sebutan masyarakat asli Indonesia kala itu). Akhirnya, kegiatan itu rutin bergulir kemudian lahirlah De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren yang menjadi cikal bakal dari BRI. Lalu berubah nama menjadiAlgemene Volkcredietbank (AVB).Â
Meskipun didirikan disaat pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintahan Jepang tetap mempertahankan keberadaan lembaga keuangan ini yang merubah namanya menjadi Syomin Ginko. Tugas dari Syomin Ginko adalahmenangani perkreditan untuk pengumpulan dan penggilingan padi serta menerima tabungan rakyat pada masa itu.Â
Selain itu, Syomin Ginko juga berperanan memberikan bantuan kredit kepada pengusaha golongan menengah nasional yang mulai bermunculan menggantikan pengusaha Belanda yang mulai lenyap (aria-wiriatmadja.blogspot.co.id).
Meskipun telah menyatakan diri menjadi negara yang merdeka, Indonesia masih terus berupaya mempertahankan kemerdekaan dari bentuk penindasan Jepang.Â