Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

122 Tahun BRI, Catatan Pengabdian untuk Ibu Pertiwi

10 Januari 2018   19:04 Diperbarui: 10 Januari 2018   19:04 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.purwokertoguidance.com

Hadirnya perbankan di tanah air tentu saja merubah "mindset" masyarakat Indonesia yang dulunya tidak tahu menahu apa itu literasi keuangan. Jangankan perngertian mengenai literasi, manfaat akan pentingnya "menabung" belum tentu terbenak akibat adanya penjajahan yang menjarah hidup masyarakat saat itu. 

Jangankan lagi menabung, untuk hidup saja perlu perjuangan yang luar biasa. Kita patut bersyukur bahwa kita generasi yang dapat merasakan nikmatnya fasilitas keuangan dengan mudah. Sehingga,  dapat membuat perencanaan untuk meraih masa depan yang lebih gemilang.

Salah satu perbankan yang hadir ditengah-tengah gelapnya masa penjajahan adalah BRI. Bank Rakyat Indonesia, begitulah kepanjangannya. Tak terasa usia pengabdiannya telah melebihi satu abad. 

Melebihi usia negara ini. BRI telah memberikan bentuk pengabdiannya melalui pelayanan terhadap kebutuhan keuangan masyarakat Indonesia. BRI sendiri punya sejarah dalam mengambil peranannya dalam melayani masyarkat. Lalu, bagaimana sejarah berdirinya BRI dan inovasi apa yang sudah BRI jalankan? Berikut sedikit catatan perjalanan BRI yang hadir untuk, bagi dan oleh masyarakat Indonesia.

Purwokerto, 1895

BRI, memulai langkah pasti yang bermula pada 18 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Dari gagasan seorang Raden Bei Arja Wirjaatmadja, sang Patih Purwokerto. 

Awalnya, berawal dari kas masjid yang dipinjamkan kepada masyarakat pribumi (sebutan masyarakat asli Indonesia kala itu). Akhirnya, kegiatan itu rutin bergulir kemudian lahirlah De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren yang menjadi cikal bakal dari BRI. Lalu berubah nama menjadiAlgemene Volkcredietbank (AVB). 

Meskipun didirikan disaat pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintahan Jepang tetap mempertahankan keberadaan lembaga keuangan ini yang merubah namanya menjadi Syomin Ginko. Tugas dari Syomin Ginko adalahmenangani perkreditan untuk pengumpulan dan penggilingan padi serta menerima tabungan rakyat pada masa itu. 

Selain itu, Syomin Ginko juga berperanan memberikan bantuan kredit kepada pengusaha golongan menengah nasional yang mulai bermunculan menggantikan pengusaha Belanda yang mulai lenyap (aria-wiriatmadja.blogspot.co.id).

Museum BRI (Sumber : Kompasiana.com)
Museum BRI (Sumber : Kompasiana.com)
Tak Sekedar Nama, 1946

Meskipun telah menyatakan diri menjadi negara yang merdeka, Indonesia masih terus berupaya mempertahankan kemerdekaan dari bentuk penindasan Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun