Â
Selain idol K-Pop, hal menarik dari negeri gingseng adalah sejarah dan perkembangan ekonominya. Lalu,  Pernahkah kompasianer mendengar perang korea? Perang yang membelah satu bangsa dan setanah air?  Membagi Korea menjadi dua dan membuat mereka masih bersitegang hingga sekarang? Sebelum menjadi sekarang, Korea Selatan atau disebut  Korea (masih menjadi satu dengan Korea Utara) adalah negara yang terkatung-katung. Miskin dan tertinggal. Namun sekarang? Korea Selatan adalah macan asia. Korea Selatan masuk dalam negara NEXT ELEVEN bersama Indonesia yang diprediksi akan menjadi tempat investasi yang menjanjikan setelah BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina). Â
Awal Korea Terbagi Dua
Pada awalnya, sekitar menjelang abad 20, Korea tengah menjadi incaran negara-negara tetangga untuk dijadikan wilayah kekuasaannya, diantaranya Rusia dan Jepang. Jepang memenangkan hak atas tanah Korea melalui penandatanganan Konvensi Rusia-Jepang tahun 1907. Secara resmi Jepang memulai penjajahannya di Korea pada tahun 1910.
Kurang lebih 33 tahun lamanya, mulai ada tanda-tanda bahwa kekuasaan Jepang di Pasifik akan runtuh ada Perang Dunia ke II. Bila pada tanggal 10 Agustus 1945 dimana Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan, tidak dengan Korea. Korea justru berada di ambang perpisahan dengan terpecahnya bangsa mereka. Mereka sempat mempersiapkan kemerdekaan setelah mendengar kekalahan Jepang. Hari bebas mereka akan datang sebagai negara otonom. Namun tidak. Sekutu selaku musuh Jepanglah yang membagi mereka!! Siapa lagi kalau bukan Rusia (Uni Soviet) dan Amerika Serikat (AS). Hingga akhirnya, terbentukan Republik Korea Selatan pada tanggal 15 September 1948 dan Republik Demokratik Korea tanggal 19 September 1948.
Perang Korea (1950-1953)
Korea  adalah salah satu negara korban ambisiusnya dua negara adidaya, US dan AS. Dua negara yang menerapkan motif teori imperialisme. Saling menunjukkan kekuatan masing-masing dan berusaha menjadi penguasa di dunia. Menurut Frassminggi Kamasa dalam bukunya Perang Korea (2016) ada empat teori imperialisme. Dan teori imperialisme itulah yang menjadi motif US dan AS dalam Perang Dingin 1945-1950. Diantaranya, teori ketiga dan keempat. Teori ketiga berhubungan denga strategi dan keamanan, yaitu keinginan mendapatkan pangkalan, bahan strategik, menguasai jalur komunikasi demi keamanan. Sedangkan teori keempat, berdasarkan alasan moral, membebaskan rakyat dari pemerintahan tirani atau membawa berkah kepada mereka melalu cara hidup yang unggul. Perang Korea merupakan kelanjutan dari Perang Dingin.
Korea Selatan Kini
Lantas, bagaimana Korea Selatan sekarang? Berbeda dari saudaranya, Korea Utara yang memilih mengisolasi diri dari dunia internasional, Korea Selatan justru unjuk gigi dengan tampil sebagai negara dengan perekonomian yang kuat. Korea Selatan  telah memiliki label Macan Asia. GDP Korea Selatan tumbuh setiap lima tahunnya dimana kenaikan siginifikan terjadi pada 2000-2005 dan kontinyu. Siapa penyebab atau dalang dibalik bangkitnya ekonomi Korea Selatan? Simak!
Dalam buku The New Korea (2013) karangan jurnalis Myung Oak Kim dan Sam Jaffe, Samsung menarik perhatian dunia melalui sebuah pameran di Las Vegas, yakni Consumer Electronics Show (CES) tahun 2009. Dimana di tahun-tahun sebelumnya, booth produk Samsung nyaris tak menyedot minat dan sepi pengunjung. Pengunjung mungkin lebih tertarik dengan brand Nokia, Sony atau HP. Namun, kala itu berubah.Â
Produk Samsung mendominasi dengan TV plasma layar lebar dengan tebal hanya satu inchi. Kemudian produk lain yang menyita perhatian adalah teknologi kamera auto-focus. Kini, Samsung memiliki 250.000 pegawai yang tersebar di seluruh dunia, dan memiliki pendapatan lebih dari 20% GDP Korea. Samsung juga memainkan peran outsize dalam kehidupan ekonomi negara tersebut. Berbagai perusahaan afiliasinya menyumbang lebih dari 20% dari keseluruhan nilai pasar Bursa Efek Korea (money.cnn.com)
Siapa pendiri Samsung? Adalah dulunya seorang pedagang beras bernama Lee Byung Chul. Ia mendirikan Samsung pada 1 Maret 1938 di kota Daegu, Korea Selatan. Ia memberi nama Samsung yang artinya dalam bahasa Korea adalah tiga bintang. Padanannya adalah perusahaan harus besar, kuat dan abadi. Terbukti bahwa sekarang, Samsung berdiri kokoh!
Tidak perlu jauh-jauh dalam menganalogikan kesuksesan Samsung. Contoh kecil adalah produk ponselnya. Siapa dulu penguasa produk ponsel di dunia? Nokia! Lalu datang Sony! Apakah Samsung dilirik saat Nokia berada dalam puncaknya? Masih ingatkah kita bagaimana produk ponsel dari Samsung saat itu? Samsung bergerak cepat saat Blackberry menjungkir balik Nokia sekitar tahun 2006. Samsung datang dan langsung mengambil kendali dengan produk touch screen bertajuk Samsung Corby tahun 2009.
Corby diciptakan dengan dua versi. Tipe touch screen dan QWERTY keyboard yang diciptakan untuk mengimbangi Blackberry waktu itu yakni Samsung Corby TXT. Namun, ponsel QWERTY rupanya tak bertahan lama. Samsung mengerti dan paham! Kini, Ia menjadi lead model dengan memimpin desain ponsel touch screen atau sekarang lebih dikenal dengan smartphone. Itu adalah gebrakan besar Samsung di bidang telekomunikasi. Tak tanggung-tanggung. Samsung menguasainya hingga sekarang meskipun datang ancaman dari produk Amerika, yakni Iphone. Produk smartphone Samsung memiliki keunikan dan keunggulan tersediri! Dilansir Kompas Techno, Samsung menempati peringkat pertama vendor dengan penjualan smartphone terbesar di dunia diikuti Apple, Huawei, Oppo dan Xiaomi.
Hyundai :Kebanggaan Bangsa Korea
Sampai sekarang, Jepang adalah pusat dari industri otomotif dunia. Namun, tahukah anda bahwa dilansir liputan6.com, di tahun 2014 Hyundai sudah masuk dalam jajaran 5 perusahaan otomotif terbesar bersanding dengan Jepang, Jerman dan Amerika Serikat. Bagaimana awalnya Hyundai bermimpi?
Presiden Korea Selatan pada tahun 1963, Park Chung Hee ingin negaranya menjadi pembuat mobil. Sesuatu yang langka bagi bangsa Korea. Hingga suatu hari munculah seorang petani bernama Chung Ju Yung, lahir 25 November 1915 yang tinggal di sebuah desa kecil di Asan. Chung mendirikan usaha bengkel pada tahun 1940. Ini adalah cikal bakal berdirinya Hyundai Motor Company. Namun, sayag selang setahun kemudian, Jepang memulai perangnya di Asia Pasifik, membuat perusahaan Korea gulung tikar dan harus merger dengan perusahaan Jepang. Korea adalah jajahan Jepang saat itu.
Hingga di tahun 1970-an, Hyundai yang saat itu bekerjasama dalam perakitan mobil dengan Ford (AS), berusaha mengubah rasio investasi dari Ford yang dulunya 79% milik Ford dan 21% milik Hyundai menjadi 50:50. Ford tidak berminat dan membuat Hyundai mendirikan perakitannya sendiri. Bersamaan dengan terbentuknya infrastruktur jalan di Korea, Hyundai muncul di permukaan industri otomotif dunia. The Pony, adalah produk perdana dari Hyundai pada Januari 1976. Lalu di 1990 muncullah Hyundai Excel yang menarik perhatian konsumen di AS. Akumulasi penjualan produk Hyundai dan Samsung menyumbang lebih dari 33% GDP Korea Selatan di tahun 2014.
LG : Second Lead Yang Mampu Unjuk Gigi
Selain Samsung, Korea juga memiliki second lead di bidang elektronik. LG atau Lucky Goldstar adalah perusahaan elektronik yang didirikan pada tahun 1958. Dalam buku The New Korea, LG dulunya dikenal sebagai perusahaan elektronik yang menjual komoditas murah. Sekarang dikenal dengan produknya mulai dari lemari es, televisi, AC, hingga telepon genggam.
Untuk pangsa pasar ponsel, di tahun 2008 LG berhasil mengekori Samsung untuk penjualan ponsel terbanyak sehingga membawa Korea Selatan sebagai negera dengan penguasa pangsa pasar ponsel. Sekarang ini, meskipun ponsel Samsung lebih diandalkan, LG berhak tampil dengan menunjukkan produk mesin cuci dan AC sebagai produk unggulan mereka. Untuk produk televisi, LG dan Samsung sama-sama menjadi produsen televisi terbesar di dunia saat ini.
Hallyu : Bukti Korea Selatan Telah Miliki Kiblat Industri Hiburan Sendiri
Di tahun-tahun 2000-an, Pernahkan kompasianer melihat drama Korea Autumn In My Heart? Atau Winter Sonata? Pernahkan mendengar boyband dan girlband seperti BTS? Big Bang? Atau SNSD? Penyanyi Solo Rain? Atau Britney Spears-nya Korea yaitu BoA?
Fenomena tersebut tak lain dikenal dengan sebutan Hallyu, atau Korean Wave (Gelombang Korea) adalah peristiwa yang menggambarkan penyebaran budaya pop Korea (baik acara televisi, musik hingga film). Korean   Wave  (Hallyu)  merupakan  budaya  yang berasal  dari  Korea  Selatan   dan   istilah   yang  diberikan  persebaran  budaya  pop  Korea  Selatan secara  global  di  seluruh  dunia  tanpa  terkecuali Indonesia, yang  secara  singkat  mengacu  pada globalisasi  budaya  Korea (Valentina : 2013).
Artis Korea Selatan kini tak perlu repot-repot dalam menunjukkan eksistensi dirinya di dunia internasional. Terkenal di negara sendiri, mereka sudah memiliki basis fans di dunia internasional. Memang, sebagian besar masih berada di lingkungan Asia Tenggara dan Asia Timur. Namun, perlahan, Amerika Latin pun mulai terserang demam Korean Wave. Â
Kini, eksistensi para pemeran dunia hiburan dari Korea Selatan telah merambah di pusat tangga musik Amerika Serikat alias billboard. Tembusnya lagu DNA milik boyband Korea, BTS bulan Oktober lalu dalam jajaran 100 Hot Billboard menandai industri hiburan Korea tengah berada dalam perkembangan terbesarnya. Sebelumnya, PSY juga berhasil menjebol limit viewer counter, youtube dengan videonya, Gangnam Style yang ditonton lebih dari 2 milyar viewers.
Begitulah Korea Selatan. Semangat masyarakatnya sangat besar. Mengakui dan menggunakan produk dalam negeri seperti menjadi sebuah keharusan. Filosofi hidup mereka dipegang teguh. Mereka belajar dari peristiwa yang terjadi dan berusaha menata masa depan yang lebih baik.
Silahkan bila ada masukan. Â Salam hangat, sekedar berbagi.
ReferensiÂ
The New Korea : Mengungkap Kebangkitan Ekonomi Korea (2013)
Perang Korea (2014)
Wikipedia.org.Â
Perjalanan Perseteruan Blackberry dan Nokia
5 Perusahaan Otomotif Dunia Saaat ini Â
How Samsung Dominates South Korea's Economy
Gelombang Globalisasi ala Korea SelatanÂ
Kontribusi Korean Wave Dalam Peningkatan 3% GDP Korea Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H