Pertama, minimnya rambu-rambu atensi bagi pengendara. Sejauh pengamatan saya, belum ada simbol jalan rusak, kawasan rawan longsor, jembatan yang hanya khusus roda dua, dan lain sebagainya. Perlu juga didirikan pos siaga hingga call center. Sehingga, saat pengunjung berada di posisi jauh dari jangkauan pihak keamanan, dapat langsung menghubungi call center. Hal itu sangat penting karena menyangkut nyawa manusia. Apalagi saat pengunjung ramai seperti saat itu, duh!
Yang kedua, berkaitan dengan akses jalan menuju kawasan ini memang cukup menguji adrenalin. Banyak jalan beraspal yang berlubang karena akses penambangan dan wisata masih menjadi satu. Antrian kendaraan mengular mengikuti jalan pegunungan yang meliuk-liuk hanya karena separuh badan jalan rusak. Dan itu terjadi di bebapa titik. Tidak terbayang kan menahan kendaraan saat berada pada posisi di jalan yang sangat menurun atau bahkan hampir cekung? Apalagi berhadapan dengan truk-truk besar.
Maka, bagi anda yang akan berwisata kemari, berhati-hatilah dan cek mesin kendaraan anda. Jangan lupa untuk berdoa sebelum berkedara. Semoga akses jalan segera diperbaiki. Maju terus pariwisata Indonesia.
SALAM HANGAT KOMPASIANA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H