Islamisasi di kota Kudus tidak terlepas dari peran Walisongo dan tokoh- tokoh agama dalam menyebarkan agama Islam. Â Terdapat dua Walisongo yang memiliki peran dalam proses islamisasi di Kota Kudus, yaitu : Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sunan Kudus melakukan pendekatan dengan menghormati kepercayaan- kepercayaan yang ada. Â
Pada saat itu mayoritas penduduk di kota Kudus memeluk agama Hindu. Dibuktikan dengan dakwah Sunan Kudus yang tidak memperbolehkan menyembelih sapi di Kudus.Â
Di dalam agama Hindu sapi merupakan hewan suci , oleh karena itu untuk menghormati kepercayaan dari warga sekitar Sunan Kudus tidak memperbolehkan menyembelih sapi di kota Kudus. Hal ini merupakan cara untuk menghormati kalangan umat Hindu yang merupakan mayoritas pada saat itu.Â
Dengan pendekatan yang dilakukan Sunan Kudus banyak masyarakat yang tertarik dengan agama Islam. Kota Kudus sendiri terkenal dengan akulturasi budaya antara Hindu dan Islam. Salah satu bentuk akulturasi budaya yang merupakan simbol dari kota kudus yaitu Menara Kudus yang masih dijaga keasliannya hingga saat ini.
Selain Sunan Kudus, di kota Kudus memiliki satu sunan lagi yaitu Sunan Muria yang mana memiliki berdakwah di tempat yang paling sunyi di puncak Gunung Muria. Sunan Muria mengikuti jejak ayahnya dalam berdakwah menggunakan kesenian. Beliau mengubah tembang dan mendalang dengan memasukkan unsur agama Islam dalam lakon yang dimainkannya.Â
Dengan menggunakan pendekatan kesenian, Sunan Muria dapat mengambil hati rakyat sekitar untuk memeluk agama Islam. Sunan Muria dalam melakukan penyebaran agama Islam juga menyelaraskan antara budaya lama dengan agama Islam. Seiring berjalannya waktu, Islam menyebar dengan pesat di kota Kudus. Bahkan kota Kudus terkenal sebagai kota santri karena banyak sekali pesantren di kota Kudus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H