Stunting adalah Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan TB di bawah standar. Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir (1000 Hari Pertama Kehidupan). Kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun. KKN Kolaboratif 218 mengikuti kegiatan Posyandu yang dilakukan oleh Bidan desa bersama kader desa.Â
kegiatan ini dilakukan untuk membantu memberikan pemeriksaan kesehatan pada balita,ibu hamil, lansia serta pemberian makanan tambahan untuk balita, dan pemeriksaan gratis bagi lansia. Selama KKN Kolaboratif 218 mengikuti serangkaian kegiatan posyandu selama 5 hari berturut turut menjadikan kelompok kkn kolaboratif 218 mengetahui bagaimana keadaan dan kebiasan masyarakat di desa sumberdanti terkait keadaan stunting.
Diketahui bahwasannya di Desa Sumberdanti angka stunting masih tinggi, terdapat 29 anak tergolong stunting. hal inilah yang membuat kelompok KKN Kolaboratif 218 berinisiatif melaksanakan kegiatan Penyuluhan Peduli Pencegahan Stunting Untuk Anak Sumberdanti aksi nyata pemberdayaan pangan desa sumberdanti. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2024, bertempat di balai desa suberdanti, yang dihadiri oleh bidan desa sumberdanti, sekretaris desa, dosen pembimbing lapangan. kegiatan penyuluhan ini memiliki sasaran yaitu ibu hamil, ibu dengan balita, dan kader desa. Hal ini bertujuan sebagai salah satu upaya menyebarluaskan pemahaman tentang pentingnya pemenuhan gizi pada anak untuk mencegah stunting.
Sebelum pemberian materi terlebih dahulu peserta penyuluhan yang meliputi ibu hamil, dan ibu dengan balita diminta untuk mengisi lembar pretest yang telah disiapkan oleh panitia penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini dikemas dengan menarik serta pemaparan materi yang cukup jelas dan mudah dipahami. Materi yang diberikan pada kegiatan penyuluhan ini meliputi pengertian stunting, faktor faktor penyebab stunting, tanda dan gejala stunting, dampak stunting pada anak dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta yang terahir adalah upaya dalam pencegahan stunting. Setelah pemaparan materi selesai dilanjutkan dengan pengisian posttest. pengisian lembar pretest dan postest bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal dan pengetahuan setelah diberikannya materi kepada peserta penyuluhan.Â
Setelah pemaparan materi berlangsung dan pengisian posttest dilakukan, kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan kegiatan Demonstrasi pembuatan nugget tahu sebagai upaya pencegahan stunting. Kebetulan di desa sumberdanti adalah desa yang banyak memproduksi tahu. Kemudian kelompok KKN Kolaboratif 218 melakukan inovasi pembuatan nugget berbahan ampas tahu yang mudah di dapatkan di desa Sumberdanti. kegiatan Demonstrasi ini disambut dengan antusias oleh para ibu ibu yang hadir di kegiatan penyuluhan.Â
Bentuk fisik ampas tahu yang teruarai dan berbutir halus membutuhkan bahan tambahan lain untuk mengikat dan menambah nilai gizi dari nugget ampas tahu yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pembuatan nugget ampas tahu diperlukan filler sebagai pengisi dan pengikat adonan agar mudah dibentuk. Selain itu juga dibutuhkan tambahan sumber protein untuk meningkatkan nilai gizi dari nugget ampas tahu, karena berdasarkan SNI persyaratan dari nugget ayam mengandung protein minimal 12 %, b/b (Inarest et al., 2014). Maka dari itu dalam hal ini kami menggunakan  telur ayam, wortel, serta jenis filler yang berbeda yaitu tepung beras dan tepung tapioka.Â