Pada Sabtu, 23 November 2024, mahasiswa KKN Reguler 83 Posko 20 UIN Walisongo menyelenggarakan diskusi Kesetaraan Gender di MDT NU 20 Nurul Kharomain, Dusun Gempol, Desa Ngesrepbalong. Kegiatan ini diinisiasi oleh Meylin Cahya Maulida, anggota Divisi Pendidikan Keagamaan, yang juga bertindak sebagai pemateri utama. Acara dihadiri oleh anggota Karang Taruna Dusun Gempol yang antusias untuk mengikuti rangkaian acara hingga selesai.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran pemuda mengenai pentingnya kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di lingkungan masyarakat Dusun Gempol. Dalam penyampaian materinya, Meylin menekankan bahwa pemuda, khususnya Karang Taruna, memiliki peran strategis dalam menjadi penggerak perubahan di desa. "Kesetaraan gender adalah wujud keadilan yang tidak hanya memberikan hak kepada perempuan, tetapi juga memastikan semua pihak memiliki akses yang sama untuk berkontribusi," ujarnya.
Acara dibuka dengan penyampaian materi tentang konsep kesetaraan gender dari perspektif agama dan sosial. Meylin menjelaskan bahwa agama Islam mengajarkan keadilan dan memberikan hak yang setara kepada laki-laki dan perempuan dalam menjalankan peran masing-masing. Setelah sesi materi, peserta diajak menonton film Kartini yang menceritakan perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah budaya patriarki.
Setelah nobar, diskusi singkat digelar untuk menggali pandangan para peserta mengenai relevansi perjuangan Kartini di era modern. Dalam sesi ini, pemuda Karang Taruna diajak menyampaikan ide-ide mereka tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender di Dusun Gempol. Salah satu peserta, Guntur, menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial. "Sebagai pemuda, kita harus memulai dari lingkungan sekitar agar nilai-nilai ini bisa diterapkan," katanya.
Selain membahas isu gender, dalam forum ini membahas mengenai program-program yang akan dijalankan didusun Gempol. Forum diskusi ini dipandu oleh kepala dusun Gempol, bapak Mustakim, menyampaikan bahwa pemuda didusun Gempol ini adalah penggerak dusun yang nantinya akan menggantikan sesepuh-sesepuh dusun Gempol. "Karang Taruna adalah motor penggerak dusun, dan kita harus menunjukkan bahwa pemuda adalah agen perubahan yang peduli. Dengan adanya Gerakan pemuda ini dusun Gempol akan bisa maju apalagi ada wisata bumi perkemahan yang saat ini dalam proses perjuangan mendapatkan biaya untuk pengelolaan" tambahnya.
Acara ini ditutup dengan harapan agar kegiatan ini dapat terus dilakukan untuk memperluas wawasan pemuda tentang pentingnya kesetaraan gender. Meylin menekankan bahwa pemuda memiliki kekuatan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil. "Melalui langkah kecil di Dusun Gempol ini, kita berharap tercipta inspirasi bagi desa-desa lain untuk bergerak menuju dunia yang lebih setara dan harmonis," tutupnya.
(Penulis: Liana/KKN Reguler 83 Posko 20 UIN Walisongo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H