Mohon tunggu...
Devi Lestari
Devi Lestari Mohon Tunggu... Guru - guru dan seniman

sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapak Dengan Tumbal Punggungnya

28 Maret 2023   06:23 Diperbarui: 28 Maret 2023   07:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Punggung itu, ya punggung itu yang terterpa siratan sinar matahari yang menyilaukan matahatiku

Aku meniti dalam tatapan

Aku tersedu dalam lamunan

Penguasa, tunjukan aku, arahkan aku, aku yang membut punggung itu merintih kepanasan,

Tunjukan aku dimana aku harus melindungi punggung yang mungkin memendam jutaan rasa perih yang terbalut rapih dengan setumpuk tanggung jawab.

Penguasa tunjukan jalan penuh bunga senyum tulus tak bernoda

Agar semua terasa adil untuk kasihnya

Jika gradasi raja ampat mewarnai dunia

Maka biarkan luka itu jadi permata yang mewarna

Jika langit berwarna jingga

Maka jadikan aku buah bangganya

Jika mentari pusat tata surya

Maka tempatkanya disurga

Penguasa tunjukan aku jalanmu, dimana aku bisa menyudahi lelahnya yang ia ungkapkan lewat tawa jenaka

Yang ia sembunyikan lewat halusnya tutur yang membangga

Yang membuat jiwa ini mekar terbang lepas dengan tetap terjaga dalam lantunan do'anya

Terimakasih, terimaksih telah warnai hidupku dengan indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun