Punggung itu, ya punggung itu yang terterpa siratan sinar matahari yang menyilaukan matahatiku
Aku meniti dalam tatapan
Aku tersedu dalam lamunan
Penguasa, tunjukan aku, arahkan aku, aku yang membut punggung itu merintih kepanasan,
Tunjukan aku dimana aku harus melindungi punggung yang mungkin memendam jutaan rasa perih yang terbalut rapih dengan setumpuk tanggung jawab.
Penguasa tunjukan jalan penuh bunga senyum tulus tak bernoda
Agar semua terasa adil untuk kasihnya
Jika gradasi raja ampat mewarnai dunia
Maka biarkan luka itu jadi permata yang mewarna
Jika langit berwarna jingga
Maka jadikan aku buah bangganya
Jika mentari pusat tata surya
Maka tempatkanya disurga
Penguasa tunjukan aku jalanmu, dimana aku bisa menyudahi lelahnya yang ia ungkapkan lewat tawa jenaka
Yang ia sembunyikan lewat halusnya tutur yang membangga
Yang membuat jiwa ini mekar terbang lepas dengan tetap terjaga dalam lantunan do'anya
Terimakasih, terimaksih telah warnai hidupku dengan indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H