Mohon tunggu...
tri buanatungga dewi warman
tri buanatungga dewi warman Mohon Tunggu... -

sederhana,apa adanya dan gak neko-neko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pria= Sepatu ????

31 Maret 2010   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemaren, gw baru beli sepatu baru, sebuah high heels. Sepatunya lucu, pas di kaki dan nyaman dipakai. Hampir 3 jam gw ngubek-ngubek mall dan beberapa toko sepatu untuk cari sepatu seperti yang gw inginkan. Setelah hampir menyerah karena kaki gw udah capek, temen gw mengajak gw ke toko terakhir. Dia bilang coba aja dulu ke toko itu siapa tau ada yang cocok. Akhirnya gw ke toko itu. Karena displaynya yang bagus, membuat kesan bahwa sepatu-sepatu yang ada di toko itu jadi terlihat mahal. Padahal, setelah gw masuk, harganya sama aja dengan toko-toko lain bahkan hari itu ada diskon 10 % (ya, lumayanlah hehehehe…). Gw mencoba beberapa sepatu, ada yang lucu dan gw suka tapi ternyata gak ada warna atau ukuran yang gw inginkan. Sebelum mencoba beberapa sepatu, gw udah mencoba satu sepatu yang dipajang dan kata pelayannya sepatu itu baru dipajang hari itu. Karena belum menemukan sepatu lain yang cocok, akhirnya gw berpaling lagi ke sepatu yang pertama gw coba. Akhirnya setelah mencoba kedua sepatu dan mencoba berjalan, gw memutuskan untuk membeli sepatu itu.Fiiiuuuuhhh… akhirnya berjodoh juga dengan sepatu terakhir setelah mencoba lebih dari 10 pasang sepatu.

Gw dan teman gw mengambil kesimpulan dari filosofi sepatu selain fungsinya yang memang untuk diinjak, melindungi kaki dan membuat tampilan kaki jadi lebih baik (sama dengan sifat yang seharusnya dimiliki oleh pria kan?? Maksud diinjak disini adalah bisa diandalkan, melindungi wanitanya dan bisa memimpin wanitanya untuk menjadi wanita yang lebih baik lagi karena para pria adalah pemimpin), bahwa mencari pria (bukan cowok karena udah bukan abege lagi heuheuheu…) sama dengan mencari sepatu. Walaupun kita udah ngubek-ngubek nyari di toko manapun tapi kalo emang belum jodoh mah gak akan ada yangbakal dibeli. Tapi ketika sudah sampai pada usaha terakhir, akhirnya dipertemukan juga dengan jodohnya (sepatu itu). Sama kan dengan usaha dalam mencari jodoh??? Sekuat apapun kita berusaha tapi kalo memang belum berjodoh dengan seseorang ya gak akan ketemu ujungnya, tapi ketika kita sudah berusaha (ditambah dengan doa tentunya) maka pada usaha terakhir bakal dipertemukan juga dengan cara-cara yang terkadang unik dan unpredictable.

Begitupun dalam kategori mencari sepatu yang cocok itu gak cuma harus bagus sepatunya aja tanpa mengindahkan bahwa kitapun harus merasa nyaman dan sepatu itu membuat kaki kita terlihat semakin baik dan indah entah ketika menggunakan high heels, sepatu teplek, sepatu keds atau sepatu lainnya. Kalo cuma sepatunya bagus dan membuat kaki kita makin indah aja sih banyak tapi yang susah itu bagaimana membuat kaki kita nyaman. Gak membuat kaki kita sakit ketika memakainya dan gak membuat kita jadi aneh ketika berjalan karena ketidaknyamanannya.

Sama dengan para pria, harus mencari seseorng yang gak akan membuat kita sakit hati atau tidak nyaman berada di dekat dia karena setiap orang berhak bahagia. Kalo cuma mau mencari yang ganteng, enak dilihat dan membuat kita makin pede ketika berjalan dengan dia mah banyak (walopun gak tau deh, dianya mau ato gak sama kita wahahahahaha *sadar diri*). Tapi, pertanyaannya apakah dia bisa membuat kita nyaman dan menjadi diri sendiri ketika berada bersama dia? Karena biasanya kita akan berusaha juga untuk menjadi seseorang yang perfect juga. Bagus sih soalnya kita bakal berusaha untuk jadi “lebih” di depan dia tapi untuk apa kalo kita tidak menjadi diri sendiri, yang ada nanti malah capek sendiri. Ada temen gw bilang bahwa lebih baik dibenci tapi jadi diri sendiri daripada disukai tapi jadi orang lain. Jadi inget lagunya gigi ‘semua itu bohong… bla…bla…bla… (maap gak hapal lagi lagunya. Ada yang mau nerusin?)’.

Jadi menurut gw yang terpenting ketika kita bersama dia adalah dengan menjadi diri sendiri sehingga dia juga bakal menerima kita dengan apa adanya bukan bagian dari diri kita yang seolah-olah palsu. Tunjukkanlah diri kita apa adanya sehingga diapun akan merasa nyaman dengan kita dan akan menjadi dirinya sendiri juga. Dengan menjadi diri sendiri sama aja dengan kita menerima diri kita apa adanya dan menerima dia apa adanya juga. Kalo udah kayak gini, percaya deh bahwa kita juga akan berusaha untuk jadi orang yang lebih baik juga dengan sendirinya. Menyadari kekurangan diri dan berusaha untuk memperbaikinya secara permanen (bukan cuma ketika pacaran aja tapi untuk kedepannya dan selamanya) karena seiring dengan sejalannya waktu kita akan bisa menemukan apa yang kurang pada diri kita dengan adanya penerimaan itu.

Hal ini yang sama dengan fungsi sepatu yang bakal membuat kaki pemiliknya semakin baik dan indah karena seharusnya seperti itulah pria, membuat hati seorang wanita lebih baik dan indah (Insya Allah). Entahlah, hal itu yang bisa gw ambil dari hikmah “perburuan sepatu” kemarin.

Yang akhirnya dapat sepatu n_n

-Gie-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun