Mohon tunggu...
Devi KusumaWardani
Devi KusumaWardani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pribadi

Your future military nurse!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Meniti Karir sebagai Perawat Internasional

27 Mei 2019   01:37 Diperbarui: 20 April 2021   15:24 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memiliki karir sebagai perawat internasional (Sumber : luis melendez via unsplash.com)

Saat ini sudah memasuki era globalisasi dan tidak dapat terhindarkan. Termasuk untuk dunia keperawatan di Indonesia. Tak dapat dipungkiri, saat ini di Indonesia masih banyak perawat vokasional maupun perawat profesional yang menganggur atau belum memiliki pekerjaan. Pada era globalisasi ini, berkarir tidak hanya dilakukan di dalam negeri. 

Perawat Indonesia memiliki peluang besar untuk meniti karir di luar negeri. Beberapa negara menyampaikan bahwa tenaga perawat merupakan salah satu permintaan tertinggi di negara tersebut. 

Peluang besar yang dimiliki para perawat juga didorong oleh pihak pemerintah, seperti Kementrian Kesehatan. Nila Djuwita F Moelok, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan bahwa Kementrian Kesehatan sangat mendorong perawat untuk bekerja di luar negeri. 

Ia juga mengaku telah menandatangani MoU dengan pihak Saudi Arabia yang membutuhkan kurang lebih 5 ribu perawat. Negara Jepang juga menjadi salah satu negara yang membutuhkan tenaga perawat, yakni sekitar 4 ribu perawat. 

Selain di bidang investasi dan penanaman modal, implementasi dari IJ-EPA (Indonesia Jepang-Economic Partnership Agreement), Jepang juga membuka peluang bagi tenaga terampil Indonesia baik di bidang manufaktur maupun tenaga keperawatan untuk bekerja di Jepang. 

Pengiriman tenaga perawat Indonesia ke Jepang ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan Jepang terhadap tenaga perawat seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk tua di Jepang. 

Menurutnya, perawat Indonesia memiliki peluang yang sangat besar karena kedua negara tersebut hanya mau menerima perawat yang berasal dari Indonesia, Vietnam dan Filipina. Namun pada dasarnya, perawat dari Indonesia relatif lebih disukai oleh masyarakat di jepang dibandingkan 2 negara tersebut yaitu Vietnam dan Filipina.

Warga negara Indonesia yang dapat bekerja di Jepang sebagai perawat dalam kerangka IJ-EPA yaitu: 

(1) perawat yang bersertifikasi sesuai dengan hukum dan peraturan di Indonesia, 

(2) lulusan D3 dari akademi keperawatan atau S1 dari fakultas keperawatan di Indonesia, 

(3) mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun,  

(4) yang terpenting dari berbagai persyaratan yakni bagi para perawat yang lulus seleksi dan dikirim untuk bekerja sebagai perawat di Jepang, selama masa tinggal sementara mereka di Jepang, para perawat Indonesia ini harus mengikuti training selama 6 bulan, termasuk di dalamnya training bahasa Jepang. 

Kemudian setelah mereka menyelesaikan training tersebut, mereka harus training di rumah sakit dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan skill yang dibutuhkan dibawah pengawasan dari perawat Jepang. 

Hal ini dilakukan dengan tujuan guna mendapatkan sertifikasi perawat sesuai hukum dan peraturan Jepang. Para calon perawat dari Indonesia harus dapat lulus ujian lisensi keperawatan Jepang selama 3 tahun masa kerjanya di Jepang dan diberi kesempatan maksimal 3 kali mengikuti ujian lisensi tersebut. 

Apabila para perawat Indonesia tidak lulus ujian lisensi keperawatan Jepang maka mereka harus pulang ke Indonesia setelah masa kontrak kerjanya habis. Selain Saudi Arabia dan Jepang, negara yang membutuhkan tenaga perawat yaitu Amerika, Kanada, Belanda, dan lain sebagainya.

Peluang yang dimiliki para perawat di Indonesia juga memiliki kendala. Kendala terbesar yang dialami para perawat di Indonesia yang ingin meniti karir di luar negeri yaitu masalah bahasa. 

Ujian nasional perawat yang harus dilakukan oleh calon perawat dari Indonesia dan negara lainnya, menggunakan standar yang sama dengan calon perawat yang berasal dari negara itu sendiri. Tentu saja hal tersebut merupakan kompetisi yang tidak mudah bagi perawat dari Indonesia. 

Selain bahasa, kendala selanjutnya yang dimiliki perawat yang ingin meniti karir di luar negeri yaitu masalah budaya. Tentu di setiap negara memiliki budaya yang berbeda. Contohnya budaya di negara Jepang. 

Seperti yang kita ketahui, etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi, jam kerja disana pun lebih panjang, berbeda dengan Indonesia. Belum lagi hal dalam kehidupan sehari-hari seperti makanan yang tentunya juga berbeda dengan makanan di Indonesia. Hal tersebut akan menyulitkan perawat Indonesia untuk beradaptasi.

Perawat Indonesia yang bekerja di luar negeri berada dalam perlindungan pemerintah dan organisasi profesi di tempat bekerja serta dalam pengawasan ketat oleh pihak terkait pemerintah negara yang bersangkutan. Oleh karena itu, perawat Indonesia yang berkarir di luar negeri bukan orang sembarangan dan harus memiliki nilai-nilai profesional. 

Pelayanan atau asuhan yang diberikan oleh seorang perawat didasarkan pada nilai-nilai profesional. Prinsip moral dalam praktek keperawatan yakni (1) menghargai otonomi klien, (2) beneficence dan nonmaleficence, (3) justice, (4) veracity, (5) avoiding killing, (6) fidelity. 

Nilai-nilai profesional dalam keperawatan diantaranya Perawat mempunyai komitmen yang tinggi untuk melayani. Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia, Komitmen pada pendidikan atau adanya keinginan perawat untuk belajar secara berkelanjutan, dan otonomi. 

Ketika memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat tidak hanya berhubungan dengan klien tetapi ada hubungan perawat dan praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, serta perawat dan profesi. 

Pengiriman tenaga keperawatan ke luar negeri memiliki beberapa dampak, yaitu menciptakan lapangan baru, martabat atau citra bangsa akan lebih baik, adanya pertukaran teknologi, bahasa dan etos kerja. 

Sedangkan manfaat yang dapat diambil oleh perawat yang bekerja di luar negeri secara pribadi yakni memiliki pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan perawat yang bekerja di Indonesia, memiliki pengalaman yang lebih banyak, dan lain sebagainya.

Referensi

Sitorus, Ratna. (2019). Nilai-Nilai Profesionalisme Sebagai Dasar Pada Praktik Keperawatan. Depok; Universitas Indonesia.

Pasar Amerika & Eropa. (2019). Indonesia Jajaki Peluang Kerja Perawat di Amerika Serikat. Diambil dari https://pasaramerop.kemlu.go.id/id/news/indonesia-jajaki-peluang-kerja-perawat-di-as

Handayani, L.S., Hafil, M. (2018). Menkes Dorong Perawat Kerja di Luar Negeri. Diambil dari https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/12/20/pk1g0a430-menkes-dorong-perawat-kerja-di-luar-negeri

Subu, M. A. (2018). Peluang Kerja Tenaga Keperawatan di Luar Negeri. Diambil dari https://www.slideshare.net/marsyad/peluang-kerja-tenaga-keperawatan-di-luar-negeri

Aminah, S., Wardoyo, S., Pangastoeti, S. (2018). Pengiriman Tenaga Perawat dan Careworker Indonesia ke Jepang dalam Kerangka Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Yogyakarta; Universitas Gadjah Mada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun