Padahal, terkait sampah masyarakat Dusun Sungai Sembilang setiap bulan sekali sudah berupaya membersihkan sampah-sampah tersebut akan tetapi sampah tersebut tidak pernah habis, sebab saat air pasang, sampah-sampah plastik kembali menumpuk. Adanya sampah yang menumpuk juga berasal dari sampah-sampah pengunjung akibat tidak adanya fasilitas penampung sampah, juga tidak adanya rambu-rambu peringatan atau larangan membuang sampah sembarangan, alhasil tidak sedikit para pengunjung yang membuang sampahnya ke air laut.Â
Masalah yang kedua yaitu air bersih. Tidak adanya sumber air tawar yang dapat dikonsumsi di lanskap Sembilang sehingga setiap harinya masyarakat Dusun Sembilang membeli satu galon maupun air mineral yang mengakibatkan sampah plastik kian bertambah. Masalah yang ketiga yaitu tidak adanya jaringan komunikasi seluler dan transportasi yang nyaman. Padahal, jaringan komunikasi cukup penting saat berwisata ke Sembilang. Sementara masalah transportasi, di sana hanya mengandalkan speedboat yang digunakan untuk berkunjung ke berbagai tempat di Sembilang.
Dari masalah-masalah yang ada, hendaknya pemerintah lebih memberikan perhatian khusus terhadap Taman Nasional Berbak Sembilang agar dapat dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang lebih optimal. Dengan menghimbau masyarakat Dusun Sembilang agar turut mengembangkan Taman Nasional Berbak Sembilang menjadi kawasan ekowisata. Dimulai dari pengertian mengenai pentingnya mengelola sampah-sampah yang ada agar lebih mengurangi penggunaan sampah plastik yang berlebihan serta pengertian mengenai pentingnya menjaga lingkungan agar konservasi lingkungan tetap terjaga.Â
Perlunya pengertian terhadap pengolahan kegiatan pariwisata agar kegiatan wisata yang terjadi di Dusun Sembilang dapat menjadi pariwisata yang berkelanjutan. Kita sebagai pelaku wisata juga sepatutnya ikut menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sembarang tempat. Pemerintah juga perlu memberikan bantuan pengadaan transportasi yang lebih memadai dan juga terkait jaringan komunikasi yang berada di kawasan Sembilang tersebut agar kegiatan wisata di Taman Nasional Berbak Sembilang berjalan dengan lancar dan kedepannya dapat berkembang menjadi kawasan ekowisata.
Pentingnya pengembangan ekowisata karena sebagai salah satu upaya pemberdayaan sosial, budaya serta dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Ekowisata juga bertujuan untuk menggunakan sumber daya alam dan budaya secara bertanggung jawab. Ekowisata dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan juga sosial-budaya. Ekowisata mendukung konservasi kawasan alam dengan menghasilkan manfaat ekonomi bagi pengelola kawasan.Â
Ekowisata juga dapat menyediakan pendapatan dan pekerjaan alternatif bagi masyarakat lokal. Adanya ekowisata juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan pengunjung terhadap pentingnya konservasi bagi lingkungan alam. Oleh karen itu, pengoptimalisasian ekowisata di masa yang mendatang dirasa penting karena dapat mendatangkan manfaat yang cukup banyak baik untuk lingkungan, maupun masyarakat Indonesia sendiri.
REFERENSI
Baroroh, Kiromim. 2019 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH EKOWISATA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA. Diakses pada https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/33268/pdf
Endro, P. 2015. Ekowisata Indonesia, Besar Potensi Minim Optimalisasi. Â Diakses pada https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151211202802-269-97684/
Riyo Eka, S. Peran ASN dalam Peleburan Ego Sektoral Antar Lembaga Demi Terciptanya Nawacita Negeri. Â Diakses pada https://abdinegaramuda.org/peran-asn-dalam-peleburan-ego-sektoral-antar-lembaga-demi-terciptanya-nawacita-negeri/Â
Susilawati,S. PENGEMBANGAN EKOWISATA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBERDAYAAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI DI MASYARAKAT. Diakses pada https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/viewFile/1690/1141