Mohon tunggu...
Devi Kumalasari
Devi Kumalasari Mohon Tunggu... -

add akun twitternya vie ya @vie_kumalasari

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Gebrakan Poros Tengah

21 April 2014   17:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil Pileg 2014 sepertinya tidak akan bergeser terlalu jauh dari angka yang telah didapat melalui hasil Quick Count atah hitung cepat. Yaitu Partai PDIP mendapat sekitar 19 pesen, Partai Golkar 15 persen, Partai Gerindra 11 persen, Partai Demokrat 10 persen, Partai PKB 9 persen, dan Partai Hanura 3,6 persen.

Perolehan ini menjadikan pemilihan legislatif "menyisakan" langkah politik yang panjang bagi partai politik untuk mengusung calon presiden. Suara yang tidak mencapai 20 persen menyebabkan partai politik sibuk bermanuver mencari kawan untuk meluncur dalam bursa pencalonan presiden dan wakil presiden.

Sampai saat ini, partai politik yang sudah pasti mengusung calon presiden adalah Partai PDIP dengan Joko Widodo sebagai calon presiden, Partai Golkar mengusung Aburizal Bakrie, dan Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto. Ketiganya tidak goyah menjadi calon presiden, hanya Aburizal Bakrie mulai "digoyang" para kadernya untuk meninjau ulang pencalonanannya karena hingga kini Ical belum populer juga. Secara politik, hingga saat ini Ical masih menjadi calon presiden dari Partai Golkar.

Sementara pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo yang tercatat paling awal mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Hanura, tampaknya harus kandas. Perolehan suara yang cuma 3,6 persen menjadikan pasangan yang awalnya sangat percaya diri ini akhirnya harus melupakan bursa presiden. Hanura harus rela dipinang partai lain untuk pencalonan orang lain, bukan Wiranto-Hary Tanoe.

Dengan tiga orang sudah siap maju sebagai calon presiden, yaitu Joko Widodo, Aburizal, dan Prabowo, maka secara teori kini tersisa satu calon presiden lagi untuk dimajukan dalam "peperangan" pemilihan presiden 9 Juli nanti. Siapakah dia?

Suara partai tengah yang signifikan tidak boleh dianggap remeh. Tercatat baru Partai Kebangkitan Bangsa saja yang memiliki nama calon presiden, yaitu Mahfud MD dan Rhoma Irama, sementara partai lainnya belum memiliki nama.

Partai Demokrat masih menyelesaikan kontesnya melalui konvensi, Partai Amanat Nasional yang semula menggadang-gadang Hatta Rajasa kini mulai "menurunkan" posisi tawarnya, sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) malah pecah.

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, dianggap "pribadi" mendukung Prabowo. Sejumlah orang marah dan mereka "memecat" sementara Suryadharma sebagai ketua umum hingga Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 23 April nanti.

Pencalonan Mahfud dan Rhoma belum final. Ini berarti Partai PKB masih memungkinkan memberikan cek kosong kepada koalisi baru di luar PDIP, Golkar, dan Gerindra. Atau mungkin, Partai PKB menawar posisi wakil presiden untuk Mahfud atau Rhoma. Partai PKS juga belum memiliki calon presiden atau wakil presiden, meski mereka sempat mengadakan kontes intenal dengan pemilihan raya (pemira). Partai PKS kini lebih banyak posisi menungu dicolek.

Masih sangat terbuka bagi partai tengah untuk menyusun kekuatan. Kebetulan terdapat satu ciri bagi partai tengah ini, yaitu kerap disebut-sebut sebagai partai Islam. Minus Demokrat yang religius- nasonalis, partai tengah memang memiliki basis umat Islam yang kental.

Di kubu partai tengah ini, terdapat satu nama yang memberikan jaminan bahwa permainan akan seru. Siapa lagi kalau bukan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua Umum Partai Demokrat ini dikenal jago strategi. Pilihan politik menggunakan rasio kuat, cerdas, dingin, dan akomodatif terhadap pihak lain karena figurnya terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun