Mohon tunggu...
Devi Kumalasari
Devi Kumalasari Mohon Tunggu... -

add akun twitternya vie ya @vie_kumalasari

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2014: Jauhi Kampanye Hitam

18 Mei 2014   15:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu Presiden akan memasuki tahap pendaftaran pasangan Capres dan Cawapres. Walaupun demikian, publik sudah banyak disodori dengan kampanye hitam yang menyerang capres. Masih digunakannya kampanye hitam sebagai salah satu strategi pemenangan tentu sangat merisaukan kita semua. Praktik kampanye hitam ini mencerminkan etika berpolitik para politisi dan pendukungnya masih sangat rendah.

Untuk mewujudkan ambisi politik, mereka dengan menghalalkan segala cara dengan melakukan kampanye hitam, yang memang pada umumnya berisi fitnah, akan tetapi diminati untuk menjatuhkan citra seseorang di mata publik. Sesuai dengan tujuannya yaitu menjatuhkan lawan politiknya, isu yang dijual dalam kampanye hitam sangatlah vulgar dan juga tidak mempertimbangkan aspek moral, bahkan terkadang menyinggung pada persoalan suku, agama dan ras (SARA). Apapun bisa dilakukan dalam kampanye hitam asalkan lawan politik jatuh citranya di hadapan masyarakat pemilihnya.

Dengan masih maraknya kampanye hitam tentu saja cukup memprihatinkan bagi kita semua dan juga sangat berbahaya bagi pembangunan demokrasi ke depan. Oleh sebab itu, masyarakat disuguhi informasi yang menyesatkan sebagai bahan pertimbangan mereka dalam memilih. Untuk itulah mengapa Presiden SBY dalam satu kesempatan mengingatkan pada semua pihak untuk menjauhi praktik kampanye hitam dalam kampanye pemilu. Bahkan dalam kesempatan bertemu dengan Jokowi, Presiden SBY juga mengingatkan perlunya menjaga kesantunan dalam menjalani proses pilpres, terutama dalam berkampanye. Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk waspada serta mampu memilah mana pesan yang sebenarnya dan mana yang merupakan kampanye hitam. Sebab, kampanye hitam umumnya tidak berdasarkan pada fakta, dan cenderung fitnah terhada seseorang.

Kita sepakat dengan peringatan Presiden SBY tersebut. Kampanye hitam menunjukan kualitas demokrasi di Indonesia masih rendah, dan ada indikasi terdegradasi. Apalagi, pada era multimedia saat ini, saat media sosial berkembang pesat sebagai sarana berkomunikasi yang paling efektif untuk mempengaruhi massa, pesan kampanye hitam seolah mendapat tempat untuk berkembang biak.

Maraknya kampanye hitam ini tentu tak lepas dari peran tim sukses. Mereka tidak mengartikulasikan visi dan misi parpol kandidat, akan tetapi sibuk menyoroti sepak terjang pihak lawan, dan mengungkapkan sisi buruknya. Hal itu dilakukan dengan berharap meraih kemenagan calon pemimpin yang mampu mengartikulasikan visi misinya secara cerdas, yang mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka layak dipercaya oleh karena kapasitas dan integritasnya.

Sumber : SP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun