Waktu kecil saya bercita2ingin jadi wartawan. Karena saya suka menulis dan karena saya melihat pekerjaan wartawan kala itu sangat keren sekali. Tak terhitung banyaknya seminar, pelatihan jurnalistik saya ikuti. Sampai pada salah satu pelatihan jurnalistik mempertemukan saya dengan ayahAmortalis D. Signer, wartawan senior Surabaya Post.
Namun saya tidak kunjung jadi wartawan karena saya tidak tahu atau tidak menemukan jalan untuk menjadi wartawan. Mungkin juga karena saya tidak serius mencari. Karir saya hanya mentok menjadi anggota ekstra jurnalistik semasa SMA dan mengurusi majalah sekolah. Padahal ada teman SMP saya, menjadi wartawan foto di Kropel, koran remaja yang diterbitkan oleh Surabaya Post sebelum kolaps.
Beranjak dewasa, pada saat kuliah, saya melihat pekerjaan dosen sangat menarik sekali hingga saya pun ingin lulus kuliah menjadi dosen. Beragam upaya saya lakukan. Dari mulai melakukan pendekatan dengan dosen di jurusan hingga dosen dengan jurusan yang sama di Universitas selain UNAIR. Demi mengejar cita2itu, saya bahkan sampai terdampar di Ternate.
Sekali lagi sepertinya rezeki saya bukan menjadi dosen. Karena saya sudah pernah mengikuti tes cpns untuk menjadi dosen sejarah di kampus UNKHAIR di Ternate. Nilai saya mencukupi namun saya terdepak oleh sistem yang kala itu lebih berpihak kepada orang Ternate asli dibandingkan pendatang seperti saya. Saya malah terjebur kepada dunia konsultan pembangunan.
Kini, di usia saya yang semakin merambat, saya diberi kesempatan untuk melakoni pekerjaan impian saya lainnya. oh ya saya memang memiliki banyak mimpi ;p. Menjadi wedding organizer dan/atau event organizer memang impian saya sejak dahulu. Namun apakah itu artinya saya bisa melakukannya dengan mudah? Tidak. Jangan salah.
Salah satu tantangan terbesar saya saat ini adalah menunjukkan eksistensi pekerjaan yang saya lakukan kepada orang tua dan keluarga disekitar saya. Ini adalah pekerjaan pertama saya yang saya pilih dengan tidak mengandalkan gaji bulanan. Oleh karena itu, saya banyak diragukan akankah saya mampu bertahan dalam pekerjaan yang saya tekuni ini, ataukah saya menyerah kalah dan mulai menerima pekerjaan lain yang bergaji bulanan.
Saya juga berkejaran dengan waktu. Saya sudah harus mulai sukses atau paling tidak sudah mantap agar bisa membantu perekonomian keluarga. Bulan ini ayah saya pensiun dan akan mengisi hari tuanya dengan berdagang di pasar, mengikuti jejak ibu saya. Ini artinya, pendapatan tetap keluarga setiap bulannya secara otomatis menghilang, berganti dengan pendapatan harian yang cashflownya naik turun tak menentu.
Meski saya percaya rezeki ditangan Tuhan YME, namun saya ingin menjadi seperti Agnes Monica. Saya punya mimpi dan ingin mempercayai mimpi2itu serta berusaha agar mimpi itu menjadi kenyataan. Saya bertekad akan mewujudkan mimpi2itu wink emotikon Saya berdoa semoga melalui usaha yang saya tekuni sekarang mampu menjadi jalan untuk mewujudkan semua mimpi2saya wink emotikon
Berikut daftar mimpi2saya :
1. Saya ingin bisa travelling 1 bulan sekali
2. Saya pengen bisa travelling keliling Indonesia
3. Saya pengen bisa travelling keliling dunia
4. Saya pengen bisa beribadah haji bersama keluarga
5. Saya pengen bisa kuliah lagi, S2 sejarah di UGM dan S3 sejarah di Leiden
6. Saya pengen menikah dengan laki2yang berkualitas yang bisa meningkatkan kualitas hidup saya pasca menikah
7. Saya ingin memiliki kehidupan yang layak bersama keluarga inti saya dan keluarga yang saya bentuk nantinya
8. Saya ingin kehidupan saya di usia senja berguna untuk hidup orang lain (saya membayangkan sebagai pekerja sosial di sebuah tempat terpencil, jauh dari hiruk pikuk kehidupan duniawi)
9. Saya ingin punya (lagi) perpustakaan pribadi
10. Saya pengen semua mimpi saya diatas jadi kenyataan