Mohon tunggu...
Vika Chorianti
Vika Chorianti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta buku, musik dan movie

Wedding Organizer yang sangat mencintai dunia tulis menulis dan membaca buku ;)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Different Tamen Unum; Berbeda Namun Bersatu

29 April 2015   10:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430275271961667446

Keluarga mereka pun tampak rukun dalam keberagaman agama yang ada. Saat technical meeting yang diadakan dirumah mas Ferry pada tanggal 25 Desember kemarin, banyak dari keluarganya yang berjilbab yang turut datang kerumah tersebut. Apapun tujuannya. Entah mereka sekedar untuk menghadiri rapat keluarga yang diadakan pada malam hari dan tidak datang dan ikut merayakan pada pagi harinya atau mereka memang sengaja datang sengaja untuk mengucapkan selamat natal kepada keluarga, saya tidak tahu dan memang tidak ingin mencari tahu. Karena bukan menjadi kewenangan saya untuk menjustifikasi mereka.

Pada saat resepsi acara, kerukunan antar umat beragama yang mereka terapkan juga tampak kental sekali. Mereka tidak melakukan diskriminasi bahwa yang dirias harus yang beragama nasrani, tidak. Ada keluarga yang kami rias dengan menggunakan busana muslim dan jilbab. Bahkan mereka meminta kami tim rias untuk bersabar menunggu kedatangan mereka yang muslim karena datang agak terlambat dikarenakan saudara mereka itu harus menunaikan sholat ashar terlebih dahulu.

Saya melihat betapa indahnya keluarga ini. Tulisan saya ini tidak saya maksudkan untuk membuat polemik terjadi. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa, ketika kita hidup dalam rukun dan damai antar sesama pemeluk beragama - seperti yang ditunjukkan oleh klien saya dan keluarganya -, maka alangkah indahnya dunia ini.

Masing2siapapun itu, berhak memiliki keimanan, keyakinan atau apapun yang berbeda satu sama lain. Yang perlu ditekankan adalah bagaimana perbedaan itu bukan malah menjadi pemisah, namun harus menjadi jembatan untuk sebuah kehidupan yang lebih baik.

Setuju?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun