Kembali ke sesi pemotretan tadi. Saya memang sering mendampingi pasangan untuk melakukan foto prewedd, namun untuk kali ini agak berbeda. Kenapa? selain pasangan ini ganteng dan ayu sehingga pada saat di foto sudah seperti mengarahkan foto model, juga karena pasangan ini tampak begitu saling mencintai satu sama lain.
Rasa cinta itu terlihat begitu jelas memancar pada mata mereka. Sebagai informasi, Mereka ini pasangan yang kalem. Bukan pasangan yang rame, atau yang bisa mengungkapkan perasaan cinta dengan begitu vulgarnya melalui gerakan seperti memeluk atau mencium. Tidak. Mereka cukup sopan. Sangat sopan malah. Tidak ada aksi2yang bikin saya mupeng atau merasa seperti orang ketiga yang kehadirannya tidak diharapkan ;p. Tapi meski demikian, saya bisa merasakan rasa cinta yang sangat mendalam untuk satu sama lain.
Salah satu faktor pendukung yang paling penting memang sang Fotografer. Namanya mas hardy. Dia fotografer profesional. Namanya sudah malang melintang di dunia foto memfoto. Mengenai mas hardy secara khusus nanti akan saya tulis dalam catatan saya tersendiri beserta hasil2karyanya yang memukau. Beliau sangat canggih karena mampu mengarahkan pasangan yang awam sekalipun untuk berpose layaknya model. Dia mampu mengarahkan dari mulai gestur tubuh hingga pandangan mata sehingga menghasilkan obyek foto yang sangat cantik terlihat.
Sesi foto kemarin terbagi menjadi dua. Sesi foto yang resmi atau formal, dan sesi foto yang ceria atau informal. Baju yang dikenakan juga backgroundnya berbeda namun masih berkesinambungan yang terwakili melalui warna busana. Nuansa yang mereka pilih adalah merah. Mereka percaya, merah adalah warna yang menyimbolkan semangat dan gairah.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, mereka berdua pasangan yang kalem. Sehingga mereka bahkan tidak punya ide ingin berpose seperti apa. Untuk sesi pemotretan yang formal tergolong cukup mudah karena ada banyak gaya formal yang bisa diaplikasikan. Tetapi untuk gaya yang informal cukup sulit juga, karena gaya tiap pasangan tentu saja berbeda.
Nah, karena sedari awal saya mendampingi mereka, rasa cinta mereka yang memancar akhirnya turut mempengaruhi saya. Nuansa romantis yang kental tercipta membuat saya terhanyut dalam bayangan juga. Ah, seandainya, pasangan yang berdiri di studio itu bukan mereka tapi saya dan pasangan, kira2saya akan berpose seperti apa ya?
Ketika mereka kesulitan untuk berpose, tanpa sengaja saya memberikan ide2 mengenai pose2yang ada dalam benak saya. Sang fotografer lumayan suka. Maka jadilah pada hari itu saya sekaligus juga menjadi pengarah gaya mereka. Semua imajinasi yang ada dalam pikiran, saya tuangkan dalam aneka bentuk gaya. Semua puas, Everybody happy.
Hari sudah beranjak sore ketika kami selesai dengan sesi pemotretan. Pasca pemotretan, pasangan ini bisa langsung memilih pose2terbaik mereka untuk diproses sebelum dicetak. Sesi hari itu kami akhiri dengan makan bersama di Gotri ;)
Saya secara pribadi puas. Sekali lagi, saya membuktikan bahwa jika kita belum mendapat kesempatan untuk melakukan foto prewedd, maka menjadi sekedar pengarah gaya pun sudah cukuplah ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H