Mohon tunggu...
Vika Chorianti
Vika Chorianti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta buku, musik dan movie

Wedding Organizer yang sangat mencintai dunia tulis menulis dan membaca buku ;)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

PK (PeeKay) Komedi Satir Para Pencari Tuhan ala India - Sebuah Resensi Film

25 April 2015   13:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:19 9085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya belum sepenuhnya yakin, apakah sang sutradara dan sang produser bermaksud untuk mengkritik keras permasalahan itu khusus untuk masyarakat dan pemerintah India saja, atau sebenarnya mereka menujukan kritikan itu kepada seluruh penonton di seluruh dunia, karena sesungguhnya masalah yang mereka angkat sangat relevan untuk ditujukan kepada masyarakat dan pemerintah dimana saja termasuk di Indonesia.

Kenapa saya sampaikan bahwa topik itu sangat relevan di Indonesia? karena sebagai sebuah negara yang sangat luas, dengan keragaman budaya dan agama yang ada, permasalahan yang diangkat juga merupakan masalah yang terjadi di Indonesia pula. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan (sumber Wikipedia)

Pesan yang disampaikan juga sangat mengena. Berapa banyak kodifikasi atau perdagangan atas nama agama yang dilakukan di Indonesia? Fenomena ustad gaul yang tidak mencerminkan kehidupan pribadinya sesuai dengan apa yang disampaikan dalam forum dakwahnya. Belum lagi ustad kontroversial yang mengeluarkan fatwa2yang mengundang kontroversi namun ujung2nya memiliki merk clothing line dengan namanya. Juga masa menjelang perayaan hari besar agama tertentu, banyak sekali dijual pernak-perniknya di mall2, bahkan hingga meminta pegawai yang beragama berbeda untuk menggunakan atribut agama yang berbeda.

Yang paling baru tentu saja seorang artis yang karena mengisi sebuah acara keagamaan di televisi langsung mendapat predikat ustadzah dan membungkus bayinya yang berusia 2 hari dengan jilbab. Dengan dalih menangkap peluang ia membuat clothing line jilbab baby. Dengan busana syar'ie ia menjadikan dirinya sebagai model berjalan untuk clothing baju dengan namanya. Dengan tindakan seorang ukhti dia menyerukan untuk mengikuti islam secara kaffah dari al-quran dan hadist namun melakukan foto prewedding, menikah dengan mewah, melakukan sesi foto ibu hamil, melahirkan di rumah sakit dengan fasilitas setara hotel bintang lima. Sungguh saya sering dibingungkan dengan fenomena seperti ini. Karena sepertinya tidak ada sinkronisasi antara apa yang dia sampaikan dengan apa yang dia kerjakan.

Semua sekarang hanya masalah bisnis, bisnis dan bisnis. Sulit sekali di tahun 2015 ini menemukan sesuatu yang dilakukan secara tulus tanpa ada embel2bisnis di dalamnya. Apalagi jika suatu ajaran itu telah masuk ke dalam wadah yang namanya media. Utamanya media televisi. Semuanya bisa dipoles menjadi seperti keinginan sang pemilik modal.

Jadi pertanyaannya sekarang yang saya ajukan kepada anda, Tuhan mana yang kalian yakini?

142994345723244162
142994345723244162

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun