Pemilihan tokoh Farhan sebagai narator, menurut saya juga adalah sebuah pilihan yang cerdas. Bukan hanya sebagai unsur sinematografinya, tapi orang semacam Farhan justru mendominasi sebagian besar manusia di bumi ini. Farhan adalah perwakilan dari orang-orang yang tidak punya sikap. Kelompok yang akan selalu melangkah mengikuti arah angin. Tidak kritis, tidak ada ketakutan. Hanya keacuhan atau menerima segala sesuatu sebagai hal yang harus dijalani dalam hidup.
Tokoh antagonis selain sang rektor adalah Chatur. Dia digambarkan sebagai seorang yang bersedia melakukan apapun agar keinginannya tercapai. Dia tidak segan-segan menggunakan berbagai cara, termasuk cara yang tidak fair sekalipun agar bisa memenuhi hasratnya. Sayangnya di sini dia digambarkan selalu kalah dengan Rancho. Mungkin itu adalah harapan sutradara, agar orang seperti Chatur bisa dikalahkan oleh orang seperti Rancho.
Tentu saja film ini memiliki beberapa kekurangan. Yang utama adalah banyaknya adegan minum anggur dan mabuk. Di India memang tidak ada larangan untuk mabuk. Tapi tentu akan berpengaruh saat film ini diputar di Indonesia.
Ada juga satu scene yang awalnya tampak seperti siang hari, saat Rancho bertemu Phia. Mereka hanya mengobrol sebentar, lalu tiba-tiba suasana berganti malam. Ini mungkin sepele. Tapi bagi saya yang sudah menonton tiga kali, merasa aneh melihatnya.
Film ini dirilis pada 25 Desember 2009, yang diangkat dari novel Five Point Someone karya Chetan Bhagat. Film ini dibuat sejak 28 Juli 2008. Pembuatan film di kota Delhi, Bangalore, Mumbai, Ladakh dan Shimla. Setting tempat yang menggambarkan universitas berada di Indian Institute of Management, Bangalore, dalam waktu 33 hari.
Meskipun telah enam tahun berlalu semenjak film ini dirilis, ada satu pesan moral utama yang tidak akan lekang oleh zaman. Pesan itu dituturkan oleh Rancho :
“Saat kamu sedang merasa sedih, takut dan gelisah, letakkan tanganmu di dada dan bilanglah “aal izz well”. Karena sesungguhnya hati kita pengecut dan mudah dikelabui. Jika ada masalah dalam hidupmu, katakan pada hatimu semuanya akan baik-baik saja. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, namun paling tidak memberi hati kita kekuatan untuk mampu bertahan.”
(Vika Chorianti)
Sumber gambar :
3 Idiots (2009) - IMDb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H