Sekali lagi, jangan salah. Saya tidak sedang berupaya untuk menggiring opini publik. Yang ingin saya katakan adalah, jika tidak setuju dengan kebijakan pemerintah, kritik boleh tapi jangan menghujat. Lupakah kalian, BBM turun lho 2x dalam 1 bulan. Artinya, dia kan pernah berbuat kebijakan yang baik kan?
Dan ketika kebijakan penurunan harga tidak direspon positif oleh pasar dan mereka tetap tidak menurunkan harga, dengan alasan barang mereka masih dibeli dengan harga lama, dan masyarakat kembali menyalahkan pemerintah, itu bagaimana? Meski pada saat harga naik, mereka serta merta menaikkan harga padahal kan stok mereka masih harga lama yang murah kan? alasannya karena nanti mereka akan membeli stok baru dengan harga baru yang sudah tinggi.
See, kalian lihat polanya? Siapa pelaku pasar itu? Rakyat Indonesia kan? itu artinya saya, anda, kita, kalian semua, memiliki andil untuk juga tidak menciptakan sebuah perubahan yang baik. Seberapapun pemerintah berbuat baik untuk rakyatnya, namun jika tidak ada itikad baik dari rakyatnya, maka semua itu akan sia-sia.
Pada saat Pak SBY masih menjabat, 2x periode saya memilihnya. Ada berapa banyak kebijakan dibuatnya yang tidak populis? Tapi saya tidak menghujatnya. Dari mulai tudingan dia menggunakan kesempatan selagi menjabat untuk menikahkan anak2nya, jangan lupa skandal gurita cikeas, hingga anak SBY yang kedua digadang2akan segera ditangkap KPK pasca turunnya sang bapak karena namanya tersangkut dalam skandal korupsi hambalang.
Semua belum termasuk kebijakan SBY yang tidak populis lainnya. Tapi pertanyaan yang menggelitik saya, mengapa pada saat pemerintahan SBY yang menghujat SBY tidak ada yang membandingkan dengan calon lain yang tidak jadi? Saya malah sudah lupa siapa calon lain yang tidak menjadi pemenang. Semua menghujat SBY pada saat membuat kebijakan yang tidak pro rakyat. Itu betul. Tapi semua hanya menghujat saja. Tidak membandingkan dengan calon lain, tidak menyesali kenapa dia yang jadi presiden dan bukan calon lain yang jadi. Kenapa?karena selama 2x periode SBY terpilih, calon presiden lebih dari satu, sehingga tidak ada yang head to head seperti kemarin.
Ah ya, dan satu lagi. Seperti yang saya bilang diatas. Surabaya akhir2ini diguyur hujan deras. Intensitas air cukup tinggi hingga membuat banjir dimana2. Padahal kalian tahu kan walikota Surabaya yang sekarang sangat fenomenal? Bu Risma lho. Beliau pernah tampil di Mata Najwa. Siapa yang tidak menghargai kiprahnya? Kurang apa beliau dalam membangun kota Surabaya hingga bisa menjadi kota yang sedemikan bagus dan indah ini. Beliau juga sudah semenjak awal pemerintahannya membangun box culvert atau terowongan bawah tanah dari mulai wilayah banyu urip hingga -direncanakan akan dibangun sampai-ke gresik.
Tapi curah hujan tetap tinggi, dan surabaya tetap banjir. Trus apakah itu berarti Bu Risma bukan pemimpin yang baik? Saya rasa tidak. Apakah saya menyesal memilih Bu Risma? juga enggak. Karena seharusnya yang terpilih bukan Bu Risma? enggak juga.
Artinya, sekali lagi, ayolah, saya sangat setuju kita #saveKPK, saya sangat mendukung #peranglawankorupsi, tapi please, mari kita dukung pemerintah dengan menjadi rakyat yang tetap mengawasi kebijakan pemerintah, mengkritik jika pemerintah mulai melenceng, TAPI dengan tidak menghujat, dengan tidak menyesali keadaan.
Karena seperti Abraham Samad pernah bilang pada salah satu wawancara dengan Kompas TV, "jabatan Presiden dan Wakil Presiden itu adalah takdir. Tidak akan ada seorang pun yang bisa menolak takdir. Karena itu ketentuan dan rahasia Tuhan. Yakinlah, bahwa siapapun pemimpin negeri ini, itulah yang terbaik yang kita butuhkan"
Karena, kadangkala Tuhan memberikan apa yang kita butuh kan, bukan yang kita inginkan;)