Seperti yang pernah saya janjikan, tentang program baru yang saya luncurkan, ini cerita saya tentang serba-serbi wedding. Namun rasanya kurang elok dan kurang menarik kalau tiba2saya nyerocos tentang pernikahan tapi tidak disertai dengan prolog. Pembuka. Pendahuluan.
Dan setelah saya ubek2tulisan saya terdahulu, ternyata belum sekalipun saya menjelaskan secara gamblang dan jelas tentang usaha saya. Produk apa saja yang bisa saya hadirkan, bantuan jasa apa saja yang bisa saya berikan. Selama ini kalian mungkin hanya tahu secara terpotong2dan tidak utuh. Nah, kesempatan kali ini, sebelum saya jauh menjelaskan tentang wedding, saya jelaskan dulu tentang usaha yang saya;)
Awalnya saya memulai usaha bersama kedua teman saya, dan membuat brand yang bernama Tiga Dimensi Organizer. Namun seperti lazimnya usaha yang dikelola dengan orang banyak, maka akan ada banyak pertentangan pendapat, pertentangan kepentingan hingga pertentangan selera. Dan seperti pentolan grup band2 di Indonesia, akhirnya saya memilih untuk bersolo karir ;p. Hubungan dengan teman2juga masih baik, hanya kini sifatnya kami bekerja sama seperti rekanan dan bukan rekan kerja lagi.
Maka, sama seperti vokalis band yang juga hengkang dari grupnya macam sammy simorangkir yang keluar dari kerispatih, atau bams yang keluar dari samson hingga andre taulany yang keluar dari grup band stinky, saya pun tergerak untuk menggunakan nama sendiri sebagai brand usaha.
Jadilah usaha ini saya beri nama De'vika Wedding. Lho kok De'vika? padahal nama saya kan vika aja tanpa ada embel2tambahan de di depannya? Ah soal itu saya punya kisah sendiri. Jadi tambahan kata de di depan nama saya itu semacam kata "the" dalam bahasa Inggris yang saya plesetkan dalam bahasa Indonesia. Kata "the" sendiri dalam bahasa Inggris seperti mengisyaratkan atau memberi penekanan kepada obyek atau subyek kata yang mengikuti. Bener gak sih? Â Seperti judul program nett TV "The Comment" yang kalo menurut saya artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan komentar.
Jadi kalo De'vika adalah sesuatu yang ada kaitannya dengan vika, atau segala kegiatan yang melibatkan vika. Eh tapi De'vika juga ada arti yang lain. Ceritanya saya kan sudah punya ponakan yang pernah saya ceritakan itu. Nah karena saya budenya, panggilan dia ke saya adalah dede (budhe) Jadi, De'vika juga bisa berarti bude vika (hihihi). Soal kata wedding sudah pasti karena bidang yang saya tangani, fokus utamanya adalah pernikahan.
Tagline usaha saya adalah One Stop Wedding Service. Satu tempat pemberhentian dimana semua kebutuhan persiapan pernikahan kamu bisa saya sediakan;)Â Dari mulai urusan yang gede2 hingga printilan. Jadi kamu sudah gak perlu kemana-mana lagi atau kesana kemari untuk ngurusin pernikahan yang lumayan rempong cin;)
Kalo saya bilang saya semua yang menangani maka kalian pasti bisa menilai bahwa saya berbohong. Saya tidak bisa menangani semua sendiri. Karena itu saya bekerjasama dengan para vendor yang kualitasnya sudah teruji secara waktu oleh publik. Jam terbang yang tinggi dan sudah malang melintang di dunia wedding.
Prinsip saya, jangan pernah menolak calon customer, berapapun budget yang mereka miliki untuk mempersiapkan event hajatan pernikahan. Karena saya tahu pada hakikatnya, setiap pasangan, setiap keluarga pasti ingin mengadakan sebuah acara pernikahan yang istimewa sehingga bisa selalu dikenang sepanjang masa. Oleh karena itu mereka selalu berusaha meminta yang terbaik. Meskipun budget yang dimiliki beragam.
Berdasarkan hal itu, saya membuat paketan yang bisa disesuikan dengan kantong. Ada 3 macam paket yang saya tawarkan yaitu paket hemat (pahe ala2resto junkfood;), paket standard hingga paket premium. Nah untuk masing2paket itu saya menggandeng vendor2terbaik di kelasnya. Mengapa demikian? karena jika saya hanya menggandeng 1 vendor saja untuk semua kelas, maka untuk event dengan nilai transaksi besar, vendor tersebut akan meningkatkan kualitasnya, tapi jika budget calon customer sangat terbatas, maka (pasti) dia akan menurunkan kualitasnya. Itu saya yang tidak mau
Bagi saya, setiap konsumen berhak untuk mendapatkan pelayanan terbaik. Berapapun budget yang mereka miliki. Jika vendor terbaik dikelasnya, maka untuk calon customer yang berbudget minim pun konsumen tetap mendapatkan hasil yang terbaik untuk acara pernikahannya.