Kami senang bermain,apalagi sekarang lagi puasa dan liburan sekolah,seharian kami selalu bermain,di rumah teman, di rental PS, di lapangan desa Rangkat, di hutan Rangkat dimana-mana. Sama temen deket rumah, sama adek sepupu, sama temen di SD Negeri Rangkat, sama siapa aja. Malam-malam kami main, siang-siang kami main, pagi-pagi kami main, sore-sore kami juga main sambil menunggu berbuka puasa. Kalau malam-malam dan pagi-pagi kami biasanya main di depan surau di desa sebelah, kami gak pernah main di depan di surau Rangkat, soalnya nanti ketahuan bapak sama ibu kalau kami gak sholat tarwih dan cuma main-main aja. Hihihi. Biasanya kami main petasan, kalau gak punya uang ya cuma nongkrong aja depan surau.
Setiap pagi setelah makan sahur kami pergi main di depan surau sambil menunggu imsak dan sholat subuh. Nah setiap pagi juga kami melihat ada bapak-bapak yang selalu datang ke surau sebelum imsak. Bapak itu seumuran bapakku, sudah separuh baya umurnya, wajahnya seperti orang keturunan Cina, peci dan baju kokonya selalu berwarna senada. Kami memanggilnya "Bapak Imsak" karena beliau selalu mengumandangkan peringatan imsak di pengeras suara surau.
Bapak itu kelihatannya pendiam, dia tidak suka memarahi kami yang sering ribut di depan surau, beliau paling cuma menegur "jangan berisik ya nak,nanti Allah marah lho,ayo sholat dulu". Setiap beliau datang kami dengan kompak berkata "Bapak Imsak Telah Tiba", tapi bapak itu hanya tersenyum, dan kami senang melihat senyum Bapak Imsak.
Hmm,selasa dan rabu, sudah dua hari ini Bapak Imsak tidak terlihat di surau. Jadi yang mengumandangkan peringatan imsak adalah kakaknya teman kami yang sudah SMA. Kami bertanya-tanya, kemana ya bapak imsak? apa beliau sakit? Wah,kasihan bapak imsak jika beliau sakit.
Kami lalu memutuskan untuk mapir ke rumah bapak imsak setelah sahur pada hari Kamis. Rumah beliau mudah dicari, terletak di sebrang jalan dengan sebuah warung sembako di depannya, rumah kecil berwarna krem. Kata orang-orang dia tinggal bersama istri dan seorang anak yang sudah bekerja. Tapi kok rumah beliau sepi ya? Cuma lampu terasnya yang menyala, atau mungkin beliau kesiangan?
"Assalamu'alaikum"
"Pak,sahur pak,sudah jam 4 nih"
"Wah,kok gak nyahut ya?"
Lalu ada bapak-bapak lewat.
"Eh,kalian sedang apa?"
"Ini pak imsak gak mau bangun sahur pak"
"Pak imsak? itu Pak Kim,bukan pak imsak,ada-ada saja kalian,hehehe"
"Oh Pak Kim tooo.."
"Iya,pak Kimnya lagi gak ada,beliau sudah pergi mudik"
"Pantes,gak ada sahutan"
"Kalau ada yang nyahut kalian nanti lari malah,ayo sudah berangkat ke surau,kalian yang gantiin Bapak Imsak sekarang,oke"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H