Aku pernah, waktu itu satu tahun yang lalu, BBku di kisaran 56kg lah ya dengan tinggi 153 cm, nah lumayan berisi, terus bentuk rambutku potong pendek sebahu, keliatan emak-emak mungkin ya.Â
Ada yang komen, "hey kamu gendut ya sekarang", lalu ada yang salah kira, aku dikiranya Ibu A di tempat kerja sana, padahal aku kan masih remaja. Waktu itu rasanya rapuh, pingin nangis, dan moodku langsung jelek. Segendut itukah aku? Emang pinggang ketutupan ama lemak sih.Â
Bahkan cowok yang PDKTin aku waktu itu, kesan setelah bertemu apa cobak, "Kamu gendutan ya sekarang". wkwkwk duhh mau kesel salah, mau ketawa juga, ngga deh. Aku jadi merenung waktu itu, iya selama ini aku salah, sudah tahu mobilitasku dikit, aku malah makan jajanan yang bertepung manis-manis, sudah tahu aku gak suka olah raga, tapi masih suka nyemil cake atau bolu malam hari, masih suka makan nasi tengah malam. Entah dari sana aku buat note's kurang lebih gini, yang aku tempel di lemariku *biar sering tak baca/ingetin, self reminder lah istilah Bahasa Inggrisnya.
*Dev, Perut Buncit Kurangi makan Gorengan. Jangan makan malam-malam. Olah Raga Dev, BB Turun dari 57kg-53kg, 53kg ke 51kg, 51kg ke 48 dan banyak note's lainnya. Dan Puji Syukur, Astungkara kecapai, meski perut buncit kadang juga masih, aku jarang olahraga wkwkw. Tapi mobilitas aku banyakin.
Pesanku kita harus bisa untuk bersikap bodo amat, atas kritikan-kritikan yang masuk itu, entah yang mengkritik tentang BB kamu, atau betis atau lainnya, kamu harus bisa cuek, namun juga harus berbenah, demi apa, ya demi kamu cinta sama diri kamu sendiri dong :) keep smile
Ketiga, Ketika Perempuan bingung akan karirnya, atau insecure ketika tidak berkarir. Dua hal ini, adalah sisi yang membuat aku dilema, katanya karier adalah sebuah aktualisasi diri dan bekal ketika nantinya berumah tangga.Â
Aku juga belum memahami sepenuhnya bagaimana perempuan seharusnya, karena aku masih belajar, btw sekarang aku adalah seorang pekerja, wanita karir, setamat dari SMK di tahun 2015 lalu menerjunkan diri untuuk bekerja pada sebuah intansi adalah keputusan yang tak terencana waktu itu, hingga kini sudah berjalan sampai sekarang, dilemanya adalah aku ingin pengalaman baru? lalu sanggupkah aku keluar dari zona ini? atau tetap pada zona ini. Hal ini menjadi sebuah problematikan dalam diriku.Â
Namun, hal ini juga menjadi pembelajaran untuk lebih mengenal diri sendiri kan? Tentang apa sebenarnya yang kamu inginkan? Kerjaan seperti apa yang ingin kamu bangun? Atau Kamu ingin berkarya dalam bidang apa. Semua ini bukan suatu yang langsung bisa kalian dapatkan jawabannya, aku rasa ini perlu sebuah proses yang di dalamnya ada sebuah pengalaman.
Perempuan harus bisa untuk jatuh cinta pada diri dan potensinya, dengan begitu ia menjadi bisa lebih mandiri, tanpa harus menggantungkan perasaan apalagi nasibnya pada seseorang. Mandiri menjadikanmu lebih bernilai, berarti, dan jika ternyata tindakan kamu memberikan kebaikan dan manfaat untuk orang lain, kenapa tidak.
Kemarin adalah Hari Perempuan Internasional, yang kuharap bukan hanya sebuah hari peringatan saja, namun adalah pengingat untuk perempuan agar lebih percaya diri, dan jatuh cinta pada diri sendir dengan sepenuh hati.
Salam Hangat,
Jayanti