Mohon tunggu...
Devi FebrianaPrawitasari
Devi FebrianaPrawitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobby saya adalah marathon drakor

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Bentuk Dukungan untuk Kesehatan Mental Remaja

27 Juli 2023   00:22 Diperbarui: 27 Juli 2023   00:28 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Mencoba membuat rutinitas baru dan memberi target-target harian yang mudah dicapai. Misalnya, selain mengerjakan PR, anak remaja juga dapat diminta untuk melakukan tugas-tugas dirumah. Atau, memberi target PR harus diselesaikan sebelum makan malam, agar setelah makan malam dijadikan waktu untuk mengobrol santai.

- Masa remaja merupakan masa-masa untuk belajar mandiri. Berikan anak remaja waktu dan ruang yang wajar untuk mereka menemukan jati dirinya dan menjadi diri sendiri. Kebutuhan memiliki ruang pribadi adalah hal yang normal dalam proses menuju dewasa.

- Mencari cara atau trik untuk membantu dan mendorong anak untuk  mengambil jeda/istrahat (baik dari tugas-tugas sekolah, tugas di rumah, maupun kegiatan lain yang dilakukan anak diluar rumah ataupun sekolah) agar anak dapat melakukan hobinya. Jika anak merasa frustasi, bantulah anak dengan menjadi pendengar dan teman diskusi untuk mencari solusi dari permasalahannya. Cobalah untuk tidak mengambil alih masalah anak dan mencela keputusan anak.

- Meluangkan waktu lebih kepada anak remaja juga bisa dengan mengajari anak tersebut mengenai displin, adil dan konsisten atas apa yang mereka perbuat atau apa yang mereka lakukan di dunia. Selain membutuhkan waktu lebih orang tua, anak juga membutuhkan kesempatan untuk ia mempelajari hal-hal baru dihidupnya.

- Meluangkan waktu yang dimiliki orang tua kepada anak remaja untuk menasehati agar anak dapat  menerapkan perilaku disiplin yang dilandasi kebaikan, nilai-nilai agama, maupun norma-norma social yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal maupun lingkungan sekolah.

3. Menyelesaikan konflik dengan duduk bersama-sama.

- Dengarkan pandangan anak remaja dan conbalah untuk menyelesaikan konflik dengan tenang tanpa menjatuhkan mental anak. Ingat : semua orang bisa merasakan stress!

- Jangan pernah membahas masalalah apapun dalam keadaan marah. Lebih baik menjauh dahulu, Tarik napas, dan tenangkan diri. Diskusi Dapat dilakukan setelahnya.

- Hindari perebutan kendali. Saat ini, dunia terasa tidak menentu dan peluang masa depan tampak sempit, sehingga anak remaja bisa jadi merasa kesulitan dan kesusahan untuk mempertahankan kendali atas hidupnya. Meskipun sulit, orang tua harus mencoba berempati dengan keinginan anak untuk memiliki kendali di tengah masa yang menakutkan alih-alih melawan atau mencoba menguasai.

- Bersikaplah jujur dan terbuka kepada anak remaja contohnya orang tua boleh bercerita bahwa mereka juga sama seperti anak remaja yaitu bisa mengalami stress. Contohkan cara mengatasi perasaan sulit yang dialami, agar anak tahu bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah sesuatu yang wajar.

- Saat terjadi konflik, ambil waktu untuk merenungkan cara menyelesaikan konflik yang terjadi antara orang tua dan anak remaja. Orang tua dapat mendiskusikan hasil pemikirannya dengan anak remajanya, agar anak dapat melihat bagaimana cara orang tuanya berpikir dan menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun