Saat ditemukan, Bagus mengatakan bahwa kedua orang tuanya bukan orang tua mereka yang asli. Hal ini kemudian yang menjadi muasal 'overthinking' warga desa bahwa Bagus kesurupan dkk dll.
Singkat cerita, sejak kejadian tersebut hal-hal ganjil terus terjadi. Warga desa mengerucutkan kesimpulan bahwa hal-hal tersebut terjadi karena rumah lereng yang mulai dihuni oleh keluarga Gadis. Padahal jika dikembalikan ke kalimat legendnya "Jangan dibicarakan, jangan dibahas, jangan diganggu, maka mereka tidaka akan mengganggu kita", keluarga Gadis tidak 'mengganggu.
Justru warga desa yang sibuk membicarakan sehingga ketakutan semakin menguasai penduduk. Puncaknya, keluarga Gadis diminta pergi dari desa agar hal-hal ganjil tidak terus terjadi.
***
Jadi benarkah keluarga Gadis memang menjadi sebab munculnya 'hantu' di desa? Kalau melihat endingnya tidak. Karena pada ending, ditekankan bahwa hantu anak kecil yang berkeliaran di desa adalah android D20. Dokter Sesuk yang memberikan konseling kepada bagus ternyata juga hanya android, android D100.
Jadi apa sisi berbeda dari novel horornya Tere Liye?
Dengan novel ini, Tere Liye memberikan gambaran bahwa hal 'horor' tidak harus berbentuk ilusi yang diciptakan. Misal hantu kuntilanak, pocong, kakek cangkul, dll. Namun disekitar kita, aslinya kita sudah hidup berdampingan dengan hal 'horor' tersebut.
Maka kembali pada apa yang dikatakan buku ini, "Jangan dibicarakan, jangan dibahas, jangan diganggu, maka mereka tidaka akan mengganggu kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H