Hari ini aku mendapat undangan untuk menghadiri sidang skripsi temanku. Sebenarnya bukan undangan khusus, ini adalah undangan komunitas. Kamia berjumlah 9 orang Dan telah berjuang bersama dalam waktu yang sangat lama.
Sampai tadi siang aku masih merasa semangat untuk datang. Tapi tiba-tiba aku berfikir 'menghadiri sidang teman berarti harus membawa buket Dan sejenisnya. Aku Tau mungkin kehadiranku lebih penting Dari apa yang aku bawa. Namun aku merasa buruk jika harus datang dengan tangan kosong.
Tepat saat akan berangkat, aku akhirnya membatalkan niat untuk datang. Amu tetap melakukan motor untuk keluar. Namun tujuanku berubah ke polsek untuk latihan lintasan uji sim.
Sungguh hari ini aku sangat ingin hadir. Namun fakta bahwa aku tidak punya uang untuk membeli buket sangat menggangguku. Aku sebenarnya punya uang. Namun keseluruhan uang yang kumiliki adalah jumlah yang harus kkusetorkan untuk angsuran.
Dalam hati aku sangat marah karena angsuran ini juga bukan milikku. Dengan ini berarti aku harus kehilangan circle pertemanan tebaikku.
Aku ingin meminta maaf dan berterua terang. Namun hal ini justru akan merendahkanku. Maksudku, mereka akan berfikir bahwa tidak mungkin aku tidak punya uang karena aku menghabuskan banyak waktu untuk bekerja.
Hingga artikel ini kutulias, aku Masih merasa sangat bersalah. Tapi aku tidak bisa menyalahkan diriku yang tadi tidak hadir.
Temanku, maafkan aku yang seperti ini. Nanti jika kita bertemu lagi, kuharap keadaan jauh lebih baik hingga aku tidak perlu seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H