Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Poin-Poin Menarik dari Drama "Twenty Five Twenty One" Episode 7

9 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 9 Maret 2022   21:33 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Drama Twenty Five Twenty One episode 7 fokus pada kisah perjuangan 'memperebutkan' medali emas antara Na Hee do dan Ko Yu rim. Keduanya telah melalui masa-masa sulit untuk berlatih. Yu rim ingin mendapatkan medali emas untuk mempertahankan gelarnya sebagai juara. Sedangkan Na Hee do ingin mendapatkan medali emas untuk mewujudkan harapannya sejak kecil.

Na Hee do beranggar sejak kecil didukung oleh ayahnya

Sejak episode pertama drama Twenty Five Twenty One, ditampakkan adegan bahwa Na Hee do tidak mendapatkan banyak dukungan dalam anggar, termasuk dukungan dari ibunya. Satu-satunya orang yang kemudian mendukung Hee do adalah Baek Yi jin yang belum lama dikenalnya. Setelah pindah sekolah, ditambah pelatih Yang sebagai orang yang mendukung Hee do.

Saat pertandingan, adegan membawa penonton untuk melihat flashback masa lalu saat Hee do masih kecil. Saat itu ayah Hee do masih ada dan dialah yang mendukung Hee do untuk bermain anggar. Ayahnya mengajari mulai teknik dasar dan juga semangat untuk berjuang.

Dari sini sudah terlihat bahwa Hee do sangat berbakat dalam anggar sejak kecil. Dia sudah memenangkan banyak perlombaan. Karena itulah, dia berjanji pada ayahnya untuk mendapatkan medali emas.

Namun belum sempat janji ini terwujud, ayah Na Hee do sudah terlanjur pergi karena sakit. Setelah itu, Hee do seperti kehilangan penyemangat utamanya. Karena ibunya sendiri tidak mendukung dalam olahraga anggar.

Janji kepada ayahnya adalah alasan Na Hee do untuk bertahan dalam anggar. Selain itu, Na Hee do memang menyukai anggar dan merasa senang saat melakukannya. Pada akhirnya Na Hee do berhasil meraih medali emas menjadi saingan Ko Yu rim.

Kemenangan Na Hee do menjadi kontroversi

Pada babak akhir penyisihan anggar, yang bertarung adalah Ko yu rim dana Na Hee do. Disini Yu rim punya tekad tidak mau kalah karena dia punya beberapa dorongan untuk ambisius mendapatkan medali emas. Sedangkan Na Hee do juga berjuang sama kerasnya untuk mewujudkan mimpinya.

Sebelum permainan pamungkas, Na Hee do dan Ko Yu rim sama-sama memiliki skor 14. Satu pertandingan lagi yang akan menentukan siapa pemenangnya. Dan Na Hee do berhasil memperoleh poin dalam sekali gerakan pedang.

Wasit telah memutuskan bahwa Na Hee do adalah pemenangnya. Namun Ko Yu rim tidak terima, dia menyangkal bahwa dialah yang lebih cepat.

Karena Ko Yu rim telah menjadi bintang yang diidolakan banyak orang, maka protes Ko Yu rim menuai banyak simpati. Bahkan beberapa orang mulai mengatakan bahwa hasil penilaian wasit salah. Berita yang bermunculan kebanyakan memiliki judul bahwa Na Hee do merebut medali emas Ko Yu rim.

Na Hee do sangat yakin bahwa dia yang lebih cepat. Aasannya sangat kuat. Atlet yang bermain pasti merasakan siapa yang lebih dulu mengenai lawan.

Sedangkan wasit juga punya alasan kuat terhadap kemenangan Na Hee do. Wasit dalam pertandingan-pertandingan besar dipilih dari negara yang berbeda dan ditentukan sehari sebelum pertandingan. Jadi sangat kecil kemungkinan terjadinya suap menyuap antara atlet dan wasit. Wasit dalam pertandingan final anggar juga telah menegaskan bahwa dia telah menentukan dengan sebenar-benarnya.

Sebenarnya masalah kontroversi kemenangan Hee do ini memang bermula dari Ko Yu rim yang tidak bisa menerima kekalahan. Dia mewajibkan dirinya harus menang. Karenanya, saat kemenangan jatuh ke tangan Hee do, perasaan Yu rim merasa sangat tidak terima.

Benar Yu rim punya hak untuk menyangkal jika dia merasa ada yang tidak benar dalam putusan wasit. Namun karena wasit telah menegaskan demikian, harusnya peserta atau pemain harus menerima dengan sportif terhadap kekalahannya.

Kemenangan sejati juga tidak harus dengan menerima medali emas. Mengakui kekalahan juga menjadi sebuah tindakan yang mencerminkan kemenangan.

Tetap akan ada orang yang mendukungmu meski semua menyalahkan

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa kemenangan Hee do menimbulkan kontroversi. Dari kontroversi ini, banyak pihak yang menyalahkan Hee do. Dikatakan bahwa dia mencuri medali emas Yu rim. Bahkan ibunya juga  membacakan berita yang isinya dia mengambil hak medali emas milikku Yu rim.

Namun Hee do sebenarnya tidak lantas kehilangan orang-orang yang selalu mendukungnya dengan tulus. Selalu ada orang-orang yang masih begitu percaya dan mendukung Hee do. Hanya saja mereka tidak terlalu tampak karena perasaan Hee do sibuk terluka karena orang-orang yang menghujatnya.

Pertama ada Baek Yi jin yang bahkan memburu liputan khusus untuk membela Na Hee do. Yi jin berusaha untuk mewawancarai wasit pertandingan yang sejak awal sama sekali tidak ingin tampil di hadapan camera.

Selain itu ada kakek-kakek di kedai yang memuji Na Hee do, alih-alih ikut menyalahkannya. Kakek ini mengatakan bahwa dia melihat bahwa Hee do sudah berjuang sangat keras. Intinya kalimat kakek ini menyemangati Na Hee do.

***

Demikian poin-poin menarik dari drama Twenty Five Twenty One episode 7. Dari sekian episode Twenty Five Twenty One sejak awal, episode 7 ini adalah yang paling mengandung bawang. Sejak Na Hee do mengalami kontroversi, hingga akhir kisah ceritanya lebih banyak mengandung scene menyedihkan.

Namun dari drama Twenty Five Twenty One episode 7, Kita juga mendapatkan banyak pelajaran baru. Orang lain tidak akan melihat seberapa keras kita berusa. Namun orang hanya akan mengatakan apa yang mereka pikirkan, tidak peduli bahwa itu menyakiti perasaan orang lain.

Jadi jangan lantas patah semangat saat semua orang berusaha menjatuhkan. Benar kita akan merasa terluka, namun jangan lantas terpuruk dan tidak bangkit lagi. Bersedihlah sepuasmu saat merasa terluka. Namun saat keadaan sudah membaik, mari berjuang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun